Umat Katolik Sleman Diserang Kelompok Bergamis
SLEMAN, SATUHARAPAN.COM - Tindak kekerasan dan intoleransi beragama terjadi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sekelompok pria bergamis mengobrak-abrik acara kebaktian umat Kristiani yang digelar di rumah Direktur Galang Press Julius Felicianus, di Perumahan STIE YKPN, Tanjungsari Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Yogyakarta, pada Kamis (29/5) malam.
Informasi yang dihimpun Tribun Jogja, kejadian bermula saat jemaat menggelar acara kebaktian rutin sekaligus peringatan Hari Kenaikan Isa Almasih. Sekitar pukul 20.30, segerombolan orang bergamis dengan mengendarai motor mendatangi rumah Direktur Galang Press Julius Felicianus (54) yang menjadi tempat acara.
Julius dikeroyok oleh banyak orang bergamis. Akibatnya, ia mengalami luka di kepala dan tulang punggungnya retak. "Luka sudah dijahit, tulang punggung sebelah kiri patah, ia dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih," ucap Julius, seperti dilansir dari tempo.co.
Tindakan brutal sekelompok massa dengan senjata tajam dan tumpul itu merupakan tindak anarkis dan intoleran dalam kehidupan umat beragama di DIY. Beberapa waktu lalu kejadian serupa juga pernah terjadi di Gunung Kidul, yakni berupa penutupan sebuah gereja dan penganiayaan terhadap aktivis lintas agama.
Kronologis kejadian
Berikut kronologi kejadian berdasarkan keterangan Kepolisian Daerah (Polda) DIY yang dihimpun dari salah satu jemaah yang menjadi saksi mata, Bapak Nanggelon.
Ibadah umat Katolik di rumah Bapak Julius yang merupakan ibadah hari ke 29 itu berlangsung mulai pukul 19.00 WIB. Selanjutnya, sekitar pukul 20.20 WIB, sekelompok orang tak dikenal, terdiri dari sekitar delapan orang, datang dan langsung melempar batu.
Batu itu mengenai salah satu jemaat. Selanjutnya kelompok orang itu menjatuhkan sepeda motor para jemaat yang diparkir di depan rumah dan merusak kediaman bapak Julius. Mereka juga memukuli jemaat.
Para jemaat langsung berlarian dari dalam rumah sambil berteriak ketakutan. Namun, kelompok orang tersebut tetap merusak dan memukuli jemaat dengan besi dan barang-barang seperti pot bunga, batu, dan pentungan.
Pukul 21.15 WIB, sang pemilik rumah, Bapak Julius, tiba di rumah. Dia langsung ditanya sekelompok orang yang melakukan perusakan. Bapak Julius dengan tegas menjawab, Saya pemilik rumah.
Ia pun langsung dianiaya oleh kelompok tersebut menggunakan batu, pot bunga, pentungan, besi, dan lain-lain.
Itulah keterangan dari jemaat. Sementara itu, Julius mengatakan kepada pihak kepolisian, ia mengenal salah satu anggota kelompok yang melakukan perusakan dan penganiayaan di rumahnya itu.
Salah satu pelakunya tetangga saya sendiri. Dia mengontrak tepat di depan rumah saya atas nama AB, ucapnya. Menurut Julius, sebelum pergi meninggalkan rumahnya, kelompok tersebut berteriak menyebut nama seseorang. Saya suruhan ustaz JUT.
Polda DIY saat ini sedang memburu para pelaku. Kami sudah mengetahui beberapa orang yang melakukan penganiayaan dan perusakan rumah milik Julius. Polisi sedang mengejar mereka, kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda DIY, AKBP Any Pudjiastuti.
Wartawan Ikut Jadi Korban
Tak mau berlama-lama, polisi langsung menindaklanjuti penyerangan terhadap sekelompok umat Katolik di Sleman, DIY, yang sedang beribadah tadi malam. Polisi telah menangkap salah satu pelaku penyerangan dan masih mengejar yang lain.
"Ada beberapa pelaku yang sudah teridentifikasi," kata Anny. Menurutnya, tersangka yang ditangkap berinisial Q. Adapun dua pelaku yang masih buron yakni B dan A.
Pada kejadian tersebut, wartawan Kompas TV, Michael Aryawan, pun menjadi korban keberingasan massa bergamis itu. Michael akan mengadu ke Polda DIY siang ini bersama petinggi Kompas TV.
Polisi belum mau menduga-duga motif penyerangan itu dengan alasan pemeriksaan sedang dilakukan. "Ini negara hukum, akan kami proses sesuai undang-undang," katanya.
Adapun Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sleman, Ajun Komisaris Alaal Prasetyo, belum mau menjelaskan dengan detail perihal pelaku yang sudah ditangkap.
"Masih penyelidikan. Memang sudah ada yang ditangkap," katanya. (tribunnews.com/tempo.co/viva.co.id)
Editor : Bayu Probo
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...