Umat Kristen Guam Tenang dan Mendoakan Pemimpin Korea Utara
GUAM, SATUHARAPAN.COM - Umat Kristen Guam cukup tentang menghadapi klaim Diktator Korea Utara, Kim Jong Un, yang berencana menyerang Guam dengan rudal.
Umat Kristen Guam menghadapinya dengan berdoa dan bahkan justru lebih memprihatinkan nasib rakyat Korea Utara.
"Kami benar-benar menghabiskan waktu dalam doa untuk situasi di Korea Utara dan ancaman yang sedang terjadi," kata Howard Merrell, presiden sementara Pacific Islands University, sebuah universitas Kristen di Guam kepada CBN News.
Walau sebagian besar masyarakat Guam tenang menghadapi ancaman ini, Merrel mengatakan yang justru lebih terganggu adalah warga Korea yang tinggal di Guam.
"Ada beberapa jemaat di Guam ini yang didominasi orang Korea. Ini memiliki dampak yang jauh lebih besar bagi mereka karena mereka memiliki keluarga, teman, orang yang dicintai di Semenanjung Korea," kata Merrell.
Namun, dia percaya, ketimbang khawatir, orang-orang Kristen lebih baik berdoa agar Injil bisa menang di Korea Utara.
"Daripada memusatkan perhatian pada bahaya yang mungkin tidak akan terjadi, saya pikir fokus yang jauh lebih besar seharusnya doa bagi rakyat Korea Utara yang hidup di bawah rezim yang menindas," katanya.
"Kita harus berdoa bagi mereka yang berada dalam kepemimpinan, agar orang dapat hidup dalam kedamaian dan ketenangan sehingga Injil memiliki kesempatan untuk maju tanpa hambatan."
Merrell juga mengatakan bahwa orang-orang Guam telah melihat ancaman semacam ini sebelumnya dan telah siap.
"Orang-orang cukup tenang. Ini adalah tempat yang telah melihat perang dan berbagai guncangan sebelumnya," katanya.
"Bersiap untuk hal semacam ini bukanlah sesuatu yang baru bagi masyarakat Guam."
Sementara itu dari resor golf miliknya di Bedminister, New Jersey, Presiden AS, Donald Trump menjanjikan Guam akan aman. Ia mengatakan AS berada 1000 persen bersama Gubernur Guam, Eddie Baza Calvo, dan rakyat Guam.
Sebaliknya ia mengancam Korea Utara untuk tidak mengambil langkah ekstrem.
"Korut akan menghadapi masalah yang sangat, sangat besar jika sesuatu terjadi pada teritori AS di Guam," kata dia, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (12/7/2017).
Gubernur Guam juga telah mengunggah rekaman percakapannya dengan Donald Trump dan Kepala Staf Kepresidenan John Kelly di akun Facebooknya. ketika mereka berbicara lewat telepon.
"Kata-kata yang diucapkan presiden adalah jaminan, mereka '1.000 persen' di belakang kita. Sebagai kepala pemerintahan Guam, saya mengapresiasi upaya mereka untuk meyakinkan bahwa keluarga saya, teman-teman saya, dan semua orang di pulau ini aman."
Editor : Eben E. Siadari
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...