Umat Kristen RI Diajak Doakan Keselamatan Global
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Satu tahun lalu Indonesia mengadakan “24/40” Pujian, Penyembahan dan Doa salama 24 Jam dan 40 hari melalui Jaringan Doa Nasional (JDN) dengan tema Tahta-Nya (Yesaya 66:1).
Doa tersebut bukan sekadar tentang 24 jam 40 hari, tetapi suatu sikap dari umat Tuhan di Indonesia menjadi seperti 24 tua-tua yang melemparkan Mahkotanya, agar hanya Tuhan Yesus yang memiliki Mahkota.
Pendeta Tony Mulia mengatakan bahwa kegiatan "24/40" yang dilakukan di Indonesia itu telah menginspirasi saudara-saudara seiman di Malaysia dan negara lainnya untuk melakukan doa “Global Prayer 247 Praise and Worship” dari tanggal 7 Juli hingga 5 September/61 hari.
Pendeta Tony mengakui bahwa kerinduan untuk melakukan doa “Global Prayer 247 Praise and Worship” selama 61 hari bukanlah untuk gagah-gagahan dan bukan untuk menunjukkan banyaknya umat yang ikut serta, melainkan untuk dilihat oleh Tuhan di surga.
"Acara ini bukan untuk ditonton orang banyak sebetulnya, tapi ditonton dari surga, Tuhan melihat kita. Kita enggak mau show off agar orang lihat kita. Yang penting doa-doa kita dilihat Bapa di surga," kata Tony kepada Melki Pangaribuan dari satuharapan.com saat konferensi pers melalui Zoom, hari Sabtu (24/7).
Menurutnya, doa global 61 hari ini merupakan waktu "Kebangkitan Secara Rohani" untuk melihat perubahan yang terjadi di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia.
"Saat kita memohon belas kasih-Nya agar kegoncangan yang terjadi mendatangkan perubahan yang sesuai rencana dan tujuan Tuhan," kata Tony dalam keterangan resminya, hari Sabtu (24/7).
Tony mengatakan sejak 30 Mei 2021, melalui wadah Malaysia United Fire Wall (MUFW) telah memulai acara pujian penyembahan dan doa, yang semula mereka rencanakan hanya untuk satu minggu saja, tetapi kemudian mendapat respons yang besar dari Umat Tuhan yang ada di Malaysia. Mereka perpanjang hingga 2 minggu dan kemudian menjadi 21 hari dan akhirnya malah 50 hari dan selesai pada tanggal 18 Juli 2021.
"Apa yang hari ini kita lihat, Indonesia secara khusus dan beberapa Negara lain, kembali merasakan lonjakan Covid19 dan bahkan tidak dapat memprediksi kapan akan berakhir dan kemudian diikuti oleh berbagai krisis, ancaman dan masalah lainnya," kata Tony
Namun menyikapi situasi tersebut, kata Tony, ini seperti suatu panggilan dari Tuhan agar Gereja terus menaikan Doa dan Puasa Bersama, membangun pujian dan penyembahan dalam kesatuan untuk menyatakan kehadiran-Nya di bangsa kita dan bangsa-bangsa karena hanya DIA-lah satu-satunya solusi dari semua persoalan kita.
"Artinya bahwa karena persoalan ini Global, maka kita memerlukan Negara-negara lain untuk bersama-sama berdiri dihadapan Tuhan," katanya.
Menurut Tony, sejak awal Juli tim dari Malaysia menghubungi Singapura, dan Indonesia dan juga Taiwan untuk berdiskusi dan mencoba merespons apa yang menjadi isi hati Tuhan melalui situasi ini. Lahirlah kerinduan untuk melakukan doa “Global Prayer 247 Praise and Worship” dari 7 Juli hingga 5 September (61 hari).
"Ini adalah tentang kerinduan Allah, agar setiap orang mengalihkan perhatian dari persoalan-persaolan yang terjadi dan memandang kepada Yesus Tuhan kita. Tidak lagi berfokus pada pandemi, kekurangan keuangan, ketakutan dan kematian. Tuhan memanggil kita untuk mencari DIA dan mengerti kehendak-Nya. Untuk bersama-sama mencari wajah Tuhan dan menyembah Tuhan, mempersiapkan jalan bagi Raja kemuliaan, berpuasa dan berdoa dan bertobat dengan satu hati dan satu hati (2 Tawarikh 7:13-14)," kata Tony.
Pendeta Tony mengatakan sejak tahun lalu, pandemi Covid-19 telah menggoncang seluruh dunia dan dimulai dari China seperti diketahui bersama masyarakat dunia. Dalam masa yang sangat memprihatinkan seperti tahun lalu, Jaringan Doa Nasional dan Tony Mulia menangkap Visi Tuhan untuk mengadakan “24/40” yang kemudian direspons oleh Aras Gereja dan Gereja Tuhan dalam negeri dan luar negeri.
Bersama dengan anak-anak muda, acara tersebut dilangsungkan dari tanggal 8 Juli – 17 Agustus 2020, untuk menyatakan bahwa Umat Tuhan di Indonesia tidak fokus kepada Covid19 tetapi kepada Tuhan Yesus yang merupakan sumber keselamatan, dan acara tersebut telah melibatkan 514 group dari berbagai denominasi gereja, komunitas dari Sabang-Merauke dan juga dari luar negeri.
"Dan apa yang terjadi?, Tuhan membuat segala sesuatunya tetap berjalan baik di Indonesia. Indonesia tetap terjaga dalam kesatuan dan terluput dari berbagai konflik Horizontal, berbagai ancaman demonstrasi dapat diatasi, Ekonomi RI masih terbaik Kedua Dunia Setelah China, dan banyak hal yang lain yang dan terlihat tapi yang luar biasa," kata Tony.
Baca juga: Momentum dan Kesaksian Doa Pujian 24 Jam x 40 Hari Non Stop
Dalam kesempatan itu Tony Mulia dan tim mengundang partisipasi dari umat seiman milik Tubuh Kristus, gereja Tuhan, untuk terlibat mengambil bagian slot 24 jam mulai 7 Juli 2021 – 15 Agustus 2021.
"Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Festy di 0812-1098-5680 atau Anto 0877-8304-9457," kata Tony.
Tony menyakini bahwa Roh Kudus sedang membawa kita dalam pergerakan di hari terakhir ini, yang menghasilkan transformasi bangsa-bangsa.
"Dan yang terpenting, marilah kita bersama-sama menjadi bagian dari pemenuhan doa Yesus dalam Yohanes 17 agar umat-Nya menjadi SATU (Yohanes 17:20-23). Menantikan “bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan seperti air menutupi laut.” (Habakuk 2:14) Terima kasih untuk antisipasi. Tuhan Memberkati," kata Pdt Tony Mulia mewakili Timnya.
Baca juga: JDN Gelar Doa Pujian 24 Jam x 40 Hari Non Stop Mulai 8 Juli
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...