Umur, Jenis Kelamin Pendonor Darah dapat Mempengaruhi Pasien
MIAMI, SATUHARAPAN.COM - Para peneliti menyarankan darah yang berasal dari pendonor yang masih muda atau perempuan mungkin akan dihubungkan dengan hasil yang buruk bagi pasien yang menerimanya.
Temuan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) Internal Medicine berdasarkan pada penelitian terhadap lebih dari 30 ribu pasien transfusi di Kanada dan lebih dari 80 ribu pendonor.
Para pasien memiliki usia rata-rata 66 dan di pelajari antara dua hingga tujuh tahun setelah transfusi berlangsung.
Mereka yang menerima sel-sel darah merah dari pendonor wanita memiliki peningkatan resiko kematian delapan persen apapun penyebabnya, dibandingkan yang menerima sel darah dari pendonor pria, kata studi yang dipublikasikan pada Minggu (10/7).
Ketika peneliti melihat pendonor muda dari kedua jenis kelamin, mereka juga menemukan risiko kematian delapan persen lebih tinggi kepada penerima donor dari orang yang berumur 17-20, dibandingkan penerima sel darah merah yang berasal dari berusia 40-50.
Ada risiko kematian enam persen lebih tinggi terkait dengan donor berusia 20-30.
Tapi karena penelitian ini bersifat observasi, para peneliti tidak bisa membuktikan sebab-akibatnya. Sebaliknya, mereka mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami apa yang terjadi. (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...