Umur Manusia
SATUHARAPAN.COM - Umur manusia itu tidak pasti. Kematian bisa datang kapan saja, dan dengan cara apa saja; entah melalui penyakit berat yang tiba-tiba menimpa, entah melalui kecelakaan fatal tak terduga, entah juga melalui sebab-sebab sepele. Orang yang minggu lalu masih ke sana-sini sehat walafiat, bisa tahu-tahu divonis mengidap penyakit mematikan. Dan orang yang sedang tertawa-tawa riang menikmati liburan di pantai, bisa tiba-tiba terseret ombak ganas dan kembali sudah terbujur kaku.
Bahkan sebetulnya, pun ketika malam kita beranjak tidur, tidak ada jaminan besoknya kita akan bisa bangun lagi dengan segar bugar. Begitu juga ketika pagi kita pergi ke kantor, ke kampus, ke pasar, tidak ada jaminan pula kalau siang atau sorenya kita akan kembali ke rumah tanpa kurang sesuatu apa.
Begitulah kita hidup di dunia…
Selalu berada di bawah bayang-bayang kematian. Seumpama ikan di sebuah kolam. Di atas sana setiap saat "Sang Nelayan" bisa melemparkan jaringnya. Hari ini mereka, besok lusa mungkin giliran kita.
Terkadang ada ikan yang sudah terjebak dalam jaring, tapi kemudian bisa lolos. Seperti itulah orang yang selamat dari penyakit atau kecelakaan yang mematikan. Kita menyebutnya mujizat. Tapi pun itu hanya soal waktu. Pada akhirnya, tidak ada yang bisa menghindar dari kematian. Cepat atau lambat waktunya akan tiba.
Maka, sebetulnya…
Setiap pagi yang masih bisa kita jelang, setiap saat kebersamaan dengan orang-orang terkasih yang masih bisa kita nikmati, dan setiap karya yang masih bisa kita ukir, itu adalah anugerah terindah yang perlu kita syukuri dan rayakan – Sebab akan ada masanya, kita tidak lagi punya kesempatan, pun andai kita begitu inginnya; saat kita tiba di garis akhir, saat Sang Khalik berkata, “Kembalilah hai anak manusia!”
Editor: Tjhia Yen Nie
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...