UNAIDS: Peningkatan ODHA Baru Indonesia akan Minim
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Program bersama PBB untuk HIV dan AIDS, United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) menyatakan peningkatan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) baru di Indonesia akan mengalami peningkatan, namun dalam jumlah yang minim dengan catatan penanggulangannya dilakukan dengan percepatan.
"Jika kita melakukan penanggulangan dengan percepatan setidaknya mencakup 80 persen orang yang bisa diobati, jumlah infeksi baru akan menjadi stabil dan berada di angka yang minim," kata Penasihat Informasi Strategis UNAIDS Indonesia Lely Wahyuniar, Jakarta, Selasa (6/12) malam.
Hal tersebut juga akan terpengaruh dengan diberdayakannya sarana untuk melakukan pengecekan darah, tempat untuk mengakses obat antiretroviral (ARV) dan klinik-klinik yang bisa membantu meminimalisir ibu hamil menurunkan HIV pada buah hatinya.
"Tentunya kemauan dari orang-orang dengan perilaku berpotensi HIV untuk memeriksakan dirinya dan orang-orang yang terinfeksi HIV untuk tidak lagi merasa minder memeriksakan dirinya agar diberikan penanganan juga sangat menentukan," tutur dia.
Akan tetapi, lanjut Lely, karena masih adanya stigma masyarakat pada ODHA yang dinilai bisa menularkan HIV dengan mudah sehingga menyebabkan para orang yang terinfeksi HIV cenderung merahasiakan penyakitnya, bahkan dari keluarganya, menyebabkan mereka menutup akses untuk diberikan tindakan yang tepat oleh pihak berwenang.
"Inilah pentingnya pendidikan tentang HIV di sekolah-sekolah termasuk cara penyebaran, pencegahan dan pengobatannya agar masyarakat bisa mengerti sejak awal," ucapnya.
Indonesia sendiri, menurut UNAIDS, merupakan satu dari sembilan negara di dunia dan tiga besar di wilayah Asia Pasifik, yang masih mengalami peningkatan dengan jumlah sekitar 690 ribu ODHA dan jumlah infeksi baru mencapai sekitar 78 ribu orang termasuk anak-anak dan dewasa yang tercatat pada tahun 2015.
Jumlah tersebut terkonsentrasi secara signifikan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Sorong dan Jayapura, pada beberapa populasi masyarakat yaitu kaum gay, pekerja seks komersial dan penggunanya, pengguna narkotika suntik dan waria (transgender).
Berdasarkan perkiraan jumlah total orang yang terinfeksi HIV, sampai dengan 2015, sebanyak 24 persen (160.138) ODHA menyadari dirinya terinfeksi dan hanya sembilan persen (60.400) ODHA yang berada dalam perawatan menggunakan obat ARV.
Berdasarkan perkiraan tersebut juga, ada sekitar 22.500 anak dengan usia antara 0 hingga 14 tahun yang hidup dengan HIV pada tahun 2015 dan diperkirakan hanya sembilan persen ibu hamil yang positif terinfeksi HIV menerima perawatan ARV untuk mencegah penyebaran antara ibu dan anak. (Ant)
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...