Ungkapan Perasaan Cinta Bantu Kurangi Stres
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Psikolog dan Co-founder TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima MPsi mengatakan baik dalam relasi romantis ataupun keluarga, ungkapan rasa sayang terhadap pasangan sangatlah penting untuk dilakukan guna meningkatkan kualitas dan kepuasan hubungan.
Selain itu, mengungkapkan perasaan juga sangat membantu untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman sehingga membantu mengurangi stres. Terlebih pada saat pandemi seperti ini, ketika ruang gerak dan ekspresi pun kadang terbatas. Hanya saja dari segi cara penyampaiannya terdapat perbedaan tergantung masing-masing individu.
"Pada dasarnya manusia lahir dengan rasa dan keinginan untuk mencintai dan dicintai. Kebutuhan itu harus diungkapkan karena bisa meningkatkan imun tubuh juga," kata Saskhya dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/1).
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Psychoneuroendocrinology, menemukan bahwa jatuh cinta dikaitkan dengan peningkatan aktivitas gen tertentu, terutama yang terlibat dalam pertahanan antivirus. Dengan kata lain, cinta dapat membantu kita melawan virus seperti pilek dan flu.
Studi kecil yang hanya melibatkan 47 wanita diberi kuesioner mingguan dan diambil darahnya selama 24 bulan, tergantung pada timeline hubungan mereka. Agar memenuhi syarat untuk penelitian, wanita harus berada dalam sebuah hubungan baru, yang didefinisikan sebagai bertemu seseorang kurang dari sebulan.
Dalam studi, wanita yang jatuh cinta selama penelitian mengalami peningkatan aktivitas gen imunitas, hal ini tidak diamati pada wanita yang tidak jatuh cinta.
Terdapat lima bahasa cinta menurut Saskhya yakni, memberikan waktu berkualitas (quality time), pujian (words of affirmation), pelayanan (acts of service), hadiah (gifts) ataupun sentuhan (physical touch).
"Ungkapan rasa sayang terhadap pasangan bisa dilakukan dengan menggabungkan beberapa bahasa cinta, misalnya memberikan kado kecil yang disertai kata-kata sayang atau pijatan sambil memuji dan berterima kasih karena sudah bekerja keras untuk keluarga saat pasangan lelah bekerja, merupakan contoh dari menggabungkan beberapa bahasa cinta yang seharusnya bisa dilakukan oleh pasangan," kata Saskhya.
Senada dengan pernyataan dari Saskhya, Marchella FP selaku penulis buku NKCTHI (Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini) menjelaskan terkadang kita berpikir bahwa pasangan dapat membaca pikiran kita. Padahal, tidak semua pasangan bisa memahaminya.
"Rasa itu seperti tanaman, harus dirawat dan dijaga. Ketika belum menikah, mengungkapkan perasaan lewat kata-kata mungkin bisa lebih sering terjadi, karena kita masih pada tahap saling mengenal satu sama lain. Namun saat sudah menikah, beberapa orang terkadang mulai merasa terbiasa dengan kehadiran pasangan, dan lupa bahwa pengakuan dengan kata-kata tetaplah dibutuhkan pasangan," kata Marchella.
Marchella FP mengatakan, mengungkapkan perasaan lewat kata-kata sebaiknya dilakukan dengan bahasa sendiri supaya perasaan cinta tersampaikan dengan baik.
"Pakai bahasa sehari-hari saja, jangan cari kata-kata yang sulit dan jangan dibuat-buat karena nanti dirasa enggak tulus," kata Marchella. (Antara)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...