UNHCR Selenggarakan Refugees Got Talent
SULAYMANIYAH, SATUHARAPAN.COM – Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyelenggarakan acara “Refugees Got Talent”, hari Senin malam (20/6) di Sulaymaniyah, di wilayah Kurdi, Irak.
Seorang peserta yang menyanyikan sebuah lagu yang emosional dengan syair untuk menghormati pasukan militer Kurdi yang dilepaskan di bawah cahaya bulan, Mizzgin Rumi, menjadi favorit bagi empat juri di acara itu.
Rumi (19 tahun) adalah salah satu dari 10 yang tampil di panggung di kamp pengungsi Arbat yang berdebu di wilayah utara semi-otonom Kurdistan, Irak. Dan dia bersiap untuk kontes final "Refugees Got Talent", seperti dilaporkan Saudi Gazette.
Tampil dengan iringan kelompok musisi profesional, Rumi bernyanyi di depan ratusan pengungsi, yang semuanya orang yang melarikan diri dari perang di Suriah. Acara yang diselenggarakan UNHCR itu untuk memperingati Hari Pengungsi Dunia pada hari Senin.
Kemenangan Rumi memberi kegembiraan lebih dari 7.500 pengungsi Suriah di kamp yang luas itu. Dia berasal dari Kobane, kota di Suriah utara. Rumi dan keluarganya telah tinggal di Arbat selama dua tahun. Namun saudaranya memilih tidak pergi dan berjuang di sana. "Ketika kami meninggalkan (Kobane) kami pikir kami akan kembali," kata Rumi riang.
Malam Mengenang Pengungsi
Perwakilan UNHCR di Irak, Bruno Geddo, mengatakan bahwa kontes bakat adalah kesempatan bagi pengungsi untuk bersatu pada malam dengan alunan musik Kurdi tradisional, balada pop, dan irama Hindi.
Dia mengatakan, Hari Pengungsi Dunia ingin menyoroti penderitaan mereka tetapi juga ketahanan dari 20 juta orang di dunia yang hidup sebagai pengungsi. Banyak di antara mereka anak muda. UNHCR memperkirakan ada hampir 8.000 anak-anak dan pemuda Suriah dan pemuda yang tinggal di Sulaymaniyah, dan tidak bersekolah.
Untuk sementara beberapa pendidikan dasar disediakan untuk anak-anak sampai kelas sembilan, namun sulit untuk mereka mendapatkan tempat di sekolah menengah dan universitas. Sebab, keluarga mereka tidak punya cukup uang untuk membayar biaya.
Tak sekolah membuat banyak orang muda bosan di kamp dan "Refugees Got Talent" dirancang sebagai cara untuk menampilkan keahlian mereka, menyanyi dan menari. "(Kontes ini) membuat mereka fokus pada sesuatu yang positif. Kami menyaksikan cahaya dan sukacita di mata pemuda," kata Geddo.
Setelah Rumi, tempat kedua dimenangkan oleh kelompok lima gadis ABCD (Anybody Can Dance) dengan ensembel dan tarian unik Hindi. Kelompok dipimpin oleh Rojbin Baroodo 17 tahun.
Amal Sleman, anggota dari kelompok tari Khalat, mengatakan talent show telah menjadi dorongan nyata di kamp. "Saya suka bahwa teman-teman saya dapat berkumpul bersama dan menemukan waktu untuk bahagia," kata Amal.
Unhas Minta Sekolah Tidak Manipulasi Nilai Siswa
MAKASSAR, SATUHARAPAN.COM - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Prof Dr Jamaluddin Jompa ...