Uni Eropa Berharap Morsi Dibebaskan
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, mengunjungi Kairo, Mesir dan meminta pemerintah sementara negara itu untuk segera membebasakan Mohammed Morsi, mantan presiden yang dicopot dari jabatannya dua pekan lalu. Morsi ditahan sejak digulingkan oleh militer yang merespons aksi puluhan juta rakyat Mesir pada 3 Juli lalu.
"Saya yakin dia harus dibebaskan. Saya yakin dia baik-baik. Saya akan senang melihatnya," kata Ashton Rabu (17/7). Dia mengadakan pertemuan selama 45 menit dengan Amr Darrag, seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin, dan Hisham Kandil, mantan perdana menteri semasa pemerintahan Morsi itu.
Namun demikian Darrag mengatakan bahwa tidak ada yang ditawarkan Ashton sebagai proposal yang bisa menyelesaikan krisis politik di Mesir. "Kami tidak mengharapkan dukungan dari siapa pun. Kami hanya mengandalkan pada diri kami sendiri," katanya.
Sementara itu, protes dari kelompok Islamist pendukung Morsi di Mesir terus berlanjut. Mereka menggunakan aksinya untuk mendapatkan tekanan internasional terhadap pemerintah sementara Mesir untuk membebaskan Morsi.
Puluhan ribu orang kembali turun ke jalan-jalan hingga Kamis dini. Aksi ini digelar oleh pendukung Morsi maupun rakyat yang menentang Morsi, namun mereka berada di lokasi yang terpisah.
Mereka menggelar aksi setelah Catherine Ashton mengunjungi Kairo. Para pendukung Morsi berkumpul di luar kantor perdana menteri sementara di Kairo pada hari Rabu yang disebutnya sebagai "hari ketabahan" untuk memprotes pembentukan kabinet baru.
Polisi kemudian memaksa demonstran pro-Morsi mundur ketika mereka mendekati Tahrir Square, jantung aksi kelompok yang menentang Morsi, saingan mereka.
Sementara itu, kabinet pemerintahan sementara menghadapi tantangan menyelamatkan perekonomian yang rusak selama dua setengah tahun kekacauan. Untuk keperluan itu sudah ada tawaran bantuan sebesar US$ 12 miliar dari negara kaya di Arab danTeluk.
Ashton juga menawarkan kemungkinan Uni Eropa sebagai mediator. Uni Eropa memang tidak memberi bantuan sebesar Amerika Serikat, namun sempat menawarkan pada masa lalu untuk menengahi perbedaan antara kubu Morsi dan lawan-lawannya. Sayangnya, undangan itu tidak ditanggapi oleh Morsi.
Menteri Keuangan Mesir, Ahmed Galal, mengatakan pada hari Rabu bahwa pinjaman IMF hanya "bagian dari solusi" untuk masalah negara dan pemerintahan transisi baru harus menyusun rencana yang akan mulai memperbaiki ekonomi Mesir. (aljazeera.com)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...