UNICEF: 3.774 Anak Yaman Tewas Akibat Perang Sipil

SANAA, SATUHARAPAN.COM-Setidaknya 3.774 anak tewas dalam perang sipil Yaman antara Maret 2015 dan September 2022, kata UNICEF pada hari Senin (12/12), sepekan setelah meluncurkan penggalangan dana global bernilai miliaran dolar.

Menurut statistik terbaru yang diterbitkan oleh UNICEF, 7.245 anak lainnya menjadi cacat dalam konflik tersebut.

Organisasi tersebut menyerukan pembaruan gencatan senjata, yang berlangsung dari April hingga awal Oktober dan melihat jeda dalam pertempuran garis depan.

“Pembaruan gencatan senjata yang mendesak akan menjadi langkah pertama yang positif yang akan memungkinkan akses kemanusiaan yang kritis,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell.

UNICEF mengatakan sekitar 3.904 anak laki-laki direkrut sebagai tentara anak-anak dari Maret 2015 hingga September 2022.

Russell berkata: “Jika anak-anak Yaman memiliki kesempatan untuk masa depan yang layak, maka pihak-pihak yang berkonflik, komunitas internasional dan semua orang yang berpengaruh harus memastikan mereka dilindungi dan didukung.”

Kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata gagal beberapa jam sebelum tenggat waktu pada 2 Oktober.

Houthi telah banyak menggunakan ranjau darat, senjata yang telah menewaskan sedikitnya 74 anak di seluruh Yaman antara Juli dan September tahun ini, lapor PBB.

Milisi secara terbuka merekrut tentara anak-anak, banyak di antara mereka melalui “kamp musim panas” di mana mereka menyebarkan ideologinya kepada anak laki-laki.

Pejabat Houthi mengakui awal tahun ini bahwa milisi telah merekrut beberapa anak laki-laki berusia 10 tahun, dengan alasan bahwa anak laki-laki di usia ini dianggap dewasa.

UNICEF pekan lalu meluncurkan seruan Aksi Kemanusiaan untuk Anak-anak senilai US$10,3 miliar untuk tahun 2023 guna membantu anak-anak yang terkena dampak konflik dan bencana di seluruh dunia.

Ini bertujuan untuk mengumpulkan hampir US$ 484,5 juta sepanjang tahun untuk Yaman. “Ribuan anak telah kehilangan nyawa mereka; ratusan ribu lainnya tetap berisiko kematian akibat penyakit yang dapat dicegah atau kelaparan,” kata Russell.

UNICEF mencatat bahwa lebih dari 17,8 juta warga Yaman tidak memiliki akses ke air bersih, sanitasi, dan layanan kebersihan. Ini membuat sekitar 10 juta anak tanpa akses yang memadai untuk perawatan, katanya.

PBB dan para mitranya awal bulan ini meminta dana bantuan sebesar US$ 51,5 miliar untuk tahun 2023, meningkat 25 persen dari tahun 2022 dan lebih dari lima kali jumlah yang diminta satu dekade lalu. Badan PBB tersebut juga memperkirakan bahwa sekitar 2,2 juta anak di Yaman “kurang gizi akut.” (Reuters/AP)

Editor : Sabar Subekti