UNICEF: 7,6 Juta Anak di Ethiopia Putus Sekolah
ADDIS ABABA, SATUHARAPAN.COM - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Jumat (10/11) mengatakan bahwa sekitar 7,6 juta anak di Ethiopia putus sekolah karena negara itu menghadapi sejumlah bencana alam dan petaka akibat ulah manusia.
Dalam laporan situasi kemanusiaan Ethiopia terbarunya, UNICEF mengatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung di berbagai wilayah di negara di Afrika Timur tersebut memberikan kontribusi negatif pada akses anak-anak ke pendidikan.
"Konflik yang sedang berlangsung di Amhara dan Oromia secara signifikan berkontribusi pada peningkatan jumlah anak yang putus sekolah. Secara keseluruhan, terdapat 7,6 juta anak putus sekolah di seluruh Ethiopia," ungkap laporan itu.
Dikatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung di wilayah Amhara masih intens dan fluktuatif karena pemberlakuan pembatasan pergerakan, yang menyebabkan kesulitan yang berkelanjutan dalam penyediaan bantuan kemanusiaan.
Mengutip biro pendidikan regional Amhara, UNICEF mengatakan bahwa 28 sekolah di berbagai bagian di wilayah yang bermasalah dilaporkan rusak dan dijarah karena konflik, sehingga menimbulkan tantangan untuk melanjutkan kegiatan pendidikan untuk tahun ajaran baru.
Selain itu, 254 sekolah dilaporkan rusak akibat hujan lebat, badai angin, dan banjir di beberapa bagian lain di wilayah tersebut, yang berdampak pada lebih dari 92.600 anak.
Sementara itu, UNICEF memperingatkan bahwa kekurangan dana menghambat respons kemanusiaan di Ethiopia di tengah meningkatnya kebutuhan kemanusiaan di seluruh negeri.
Menurut UNICEF, Aksi Kemanusiaan untuk Anak-Anak 2023 senilai 674,3 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.649) yang dimohonkan untuk Ethiopia masih belum didanai sebesar 72 persen, karena masih terdapat kebutuhan kemanusiaan di antara populasi yang rentan di seluruh negeri, terutama yang di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau.
"UNICEF terus memohon pendanaan penting untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan anak-anak, remaja, perempuan, dan laki-laki di Ethiopia," kata UNICEF. Xinhua
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...