UNICEF Apresiasi Pembangunan Pasca-tsunami Aceh
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – The United Nations Children’s Fund (UNICEF) mengapresiasi ketahanan dan kerberhasilan rakyat Aceh untuk bangkit dari kehancuran pasca-bencana, dalam peringatan sepuluh tahun tsunami Samudera Hindia yang meluluhlantahkan sebagian besar wilayah serambi Mekah itu.
“Upaya rakyat Aceh luar biasa dalam membangun kembali apa yang telah dihancurkan oleh gelombang tsunami dengan lebih baik, melalui dukungan masyarakat internasional, telah memberikan hasil yang besar,” kata Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia, Gunilla Olsson dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (26/12).
Bagi UNICEF, upaya tanggap darurat tsunami, terutama di Aceh–yang telah menewaskan 170.000 orang dan meratakan daerah pesisir seluas 800 kilometer, merupakan salah satu operasi kemanusiaan terbesar dalam sejarah organisasi internasional itu.
“Rekonstruksi berdasarkan prinsip ‘Membangun dengan Lebih Baik’ telah memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk tumbuh sehat dan mengembangkan potensi mereka.”
Berkat dukungan dan kontribusi keuangan dari individu maupun korporasi di seluruh dunia untuk membantu Aceh, diberikan dalam skala yang belum pernah ada, yakni senilai 336 juta USD.
Setelah bencana terjadi, UNICEF membantu menyelamatkan anak-anak dari kematian dan penyakit, membantu bangkit dari trauma, membuat mereka kembali bersekolah, serta menyatukan mereka kembali dengan orang tua dan wali.
Kemudian, UNICEF berfokus pada penguatan sistem kesehatan dan pendidikan, perlindungan anak dan kesiapan darurat bencana.
“Banyak pelajaran yang telah dipetik dari upaya membangun kembali dengan lebih baik, yang telah diaplikasikan pada upaya tanggap darurat lain. Indonesia sekarang diakui terdepan di kawasan ini dalam mempromosikan pengangguran risiko bencana,” kata Olsson.
Dari Tanggap Darurat Menuju Pembangunan Jangka Panjang
Ketika upaya tanggap darurat mulai berkurang, kegiatan beralih ke pembangunan jangka panjang. UNICEF mengklaim sedang berupaya memperkuat layanan kesehatan publik dan penguatan kegiatan imunisasi rutin, promosi ASI dalam situasi darurat, dan pemberantasan malaria.
Berdasarkan prinsip ‘Membangun Kembali dengan Lebih Baik’, UNICEF membangun 345 gedung sekolah yang tahan gempa dan ramah anak, serta melatih guru-guru dalam kesiapan darurat bencana.
UNICEF juga mendukung pembentukan Layanan Perempuan dan Anak di kantor polisi dan pendirian Pengadilan Remaja ramah anak yang menjadi inspirasi bagi reformasi perundangan tentang peradilan anak di Indonesia. (Ant)
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...