UNICEF: Jutaan Anak dalam Konflik Hadapi Ancaman Kematian
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Jutaan anak terjebak dalam konflik dan krisis berisiko meninggal karena kekurangan gizi yang akut kalau mereka tidak mendapat pengobatan terapi yang menyelamatkan jiwa.
Peringatan keras itu datang ketika dana anak-anak PBB (UNICEF) mengajukan permintaan dana 3,3 miliar dolar (Rp4,4 triliun) untuk bantuan penyelamatan jiwa tahun ini. Bantuan itu diperuntukkan bagi 81 juta orang, lebih dari setengahnya anak-anak, di 48 negara yang hancur karena perang, bencana alam, atau keadaan darurat kemanusiaan lainnya.
Jumlah terbesar dari dana tersebut, senilai $1,4 miliar (Rp1,8 triliun), untuk membantu 17 juta anak-anak dan keluarga yang terjebak dalam perang di wilayah Suriah dan hidup sebagai pengungsi di lima negara tetangga, Turki, Yordania, Lebanon, Irak, dan Mesir. Setengah dari jumlah penerima bantuan itu adalah anak-anak.
Suriah akan memasuki tahun ketujuh perang pada bulan Maret. Manuel Fontaine, direktur program darurat untuk Dana Anak-anak PBB, mengatakan Suriah merupakan ajang krisis kemanusiaan terbesar yang dihadapi lembaga tersebut.
"Keprihatinan khusus adalah keadaan dari sekitar 400.000 anak-anak yang berada di daerah terkepung," katanya. "Yang kami butuhkan adalah akses berkelanjutan dan tanpa hambatan,” katanya, seperti dilansir voaindonesia.com.
Sementara memuji kemurahan hati dari lima negara tuan rumah, Fontaine mengatakan bahwa keadaan 2,8 juta anak-anak pengungsi sangat sulit, karena "dalam banyak hal mereka dipaksa untuk bekerja dan menghadapi risiko ancaman".
Editor : Sotyati
60.000 Warga Rohingya Lari ke Bangladesh karena Konflik Myan...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 60.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke Bangladesh dalam dua b...