Urai Kemacetan, DIY Perlu 114 ATCS
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Masalah kemacetan di Yogyakarta memerlukan penyelesaian yang menyeluruh di segala unsur. Regulasi kepemilikan kendaraan, penambahan jalan, hingga pengaturan lalu lintas menjadi contoh dari beberapa cara untuk mengatasi kemacetan.
Terkait dengan pengaturan lalu lintas, beberapa waktu yang lalu, sejumlah traffic light di Yogyakarta telah dipasang Automatic Traffic Control System (ATCS) atau Sistem Pengendali Lampu Lalu Lintas Digital. Keberadaan ATCS ini dimaksudkan untuk mengurai kemacetan.
ATCS terbukti merupakan salah satu solusi. Pasalnya, ketika volume kendaraan padat, maka petugas kontrol ATCS bisa mempercepat waktu tunggu sehingga mampu mengurai kemacetan, demikian pula sebaliknya. Oleh karena kemampuan yang cukup menunjang dalam mengurai kemacetan inilah, maka Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Dishubkominfo DIY) berencana akan mengupayakan untuk menambah jumlah ATCS di Yogyakarta hingga mencapai 114 unit.
“Kebutuhan untuk ATCS di Yogyakarta mencapai 114 unit. Namun, sepanjang 2014 ini, baru terealisasi 36 unit. Lambatnya proses pengadaan ini karena harganya yang cukup mahal. Anggaran untuk pengadaan satu unit ATCS yang dipasang di setiap traffic light bisa mencapai Rp 1,5 Miliar. Salah satu contohnya adalah pengadaan ATCS di simpang Kleringan yang melalui proses lelang pada Juli 2014. Nilai lelang untuk proyek ini senilai Rp 1,5 Miliar,” demikian disampaikan oleh Kepada Dishubkominfo DIY, Budi Antono pada Senin (20/10).
Pengadaan ATCS tidak hanya terbatas di Kota Yogyakarta semata, namun juga ke kabupaten lain di wilayah DIY. Salah satu titik yang dinilai rawan kemacetan adalah wilayah Gamping di Kabupaten Sleman. Kemacetan di Gamping terjadi karena tempat ini menjadi pintu gerbang Kota Yogyakarta di sebelah barat yang berbatasan dengan Ring Road Barat dan tempat perhentian bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
“Proses pengadaan ATCS tidak hanya untuk wilayah Kota Yogyakarta saja. Kami juga memprioritaskan tempat-tempat lain yang dinilai memiliki tingkat kepadatan kendaraan tinggi. Salah satunya adalah di daerah Gamping,” ujar pria yang akrab disapa Anton ini.
Dalam perkembangan di lapangan, beberapa ATCS ternyata tidak hanya dijadikan sebagai sarana untuk mengurai kemacetan, namun juga bisa ditambahkan fungsinya sebagai penunjuk arah. Salah satunya adalah ATCS yang dipasang di perempatan Selokan Mataram, UGM.
“Beberapa lokasi ATCS juga dilengkapi dengan sarana penunjuk arah. Salah satunya adalah di perempatan Selokan Mataram, UGM,” tambah Anton.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...