Usaha Kurma Muda Padang Raih Omzet Rp50 Juta
PADANG, SATUHARAPAN.COM - Pemilik Usaha Pusat Kurma dan Oleh-Oleh Timur Tengah di Padang, Sumatera Barat, Sisri Dona mengakui dari penjualan kurma muda meraih omzet sekitar Rp50 juta per 150 kilogram dan sejak 2020 ini hampir setengah ton kurma muda miliknya habis terjual karena banyak diminati pembeli.
Pemilik Usaha Pusat Kurma dan Oleh-Oleh Timur Tengah HD Egypt Olshop Sisri Dona, di Padang, Sabtu (4/7) menyebutkan biasanya ia selalu memesan kurma muda tersebut hingga ratusan kilogram per Minggunya, mulai dari 100 kilogram sampai 200 kilogram.
"Alhamdulillah kurma muda selalu habis terjual, bahkan sampai kekurangan stok karena banyaknya pesanan," ujar dia.
Tahun lalu, penjualan kurma muda miliknya mencapai 2 ton lebih. Bahkan untuk tahun ini saja sudah setengah ton terjual, padahal baru sembilan kali pengiriman. Sedangkan penjualan tersebut sampai 30 kali pengiriman.
"Selain itu, penjualan kurma muda ini cukup menjanjikan, bahkan omzetnya mencapai Rp50 juta dalam penjualan 150 kilogram. Kemudian kurma ini juga banyak dibutuhkan masyarakat, karena memiliki banyak khasiat terutama untuk program hamil," kata dia.
Dia menyebutkan saat ini kurma muda tersebut dijual Rp280 ribu per kilogram.
"Harga penjualan kurma tersebut sesuai negara tempat pemesanannya dan musim panennya. Biasanya awal musim, harga masih tinggi mencapai Rp340 ribu per kilogram dari negara Namibia dan terus turun hingga Rp280 ribu per kilogram," kata dia.
Kemudian untuk penjualan kurma muda hanya bisa dijual pada musim-musim tertentu saja, biasanya setelah Lebaran, pada bulan Juni, Juli hingga akhir Desember.
Kurma muda tersebut dipesan dari negara Nimibia, Sudan, Arab Saudi, Yordania, dan Mesir.
"Kurma ini memiliki tiga warna, warna merah dan berbentuk lonjong bernama kurma zaglul biasanya berasal dari negara India. Rasanya agak kelat hampir sama dengan kurma hijau," kata dia.
Selanjutnya kurma barhee, berwana kuning dan berbentuk bulat rasanya lebih manis dari kurma zaglul dan paling banyak diminati.
"Harganya sama saja. Kualitasnya juga sama. Cuma beda rasa saja, kalau kurma hijau dan merah agak kelat. Namun yang kuning rasanya lebih manis," kata dia.
Lebih lanjut ia menceritakan penjualan kurma tersebut sudah dimulai sejak akhir 2016. Dengan menggunakan modal pinjaman uang dari mertua.
"Saat itulah dicoba untuk menjual kurma muda. Dikirim dari mesir, namun sesampai di Padang banyak yang busuk. Dari 20 kilogram kurma yang dikirimkan ke Padang, tersisa hanya 4 kilogram karena semuanya busuk. Sementara biaya untuk modal usaha masih meminjam ke mertua," kata dia.
Ia mengatakan penyebab busuknya kurma muda tersebut disebabkan karena kurma yang dikirim dari Mesir ke Indonesia merupakan kurma yang dibeli dari pasar.
"Kita kan nggak tahu kapan kurma yang dijual di pasar itu dipanennya. Sehingga saat dikirim ke Indonesia malah membusuk," kata dia.
Waktu itu ia sempat pesimis karena takut gagal dan kurma tersebut membusuk lagi. Ditambah lagi dengan modal untuk penjualan kurma tersebut juga cukup besar.
"Hingga akhirnya kami tidak menyerah dan terus berproses bagaimana agar kurma tersebut tidak gampang rusak," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan saat ia sudah mempunyai importir di Jakarta, misalnya kurma yang siap panen langsung dikirim ke Indonesia melalui importir tersebut. Kemudian dari importir langsung dikirim ke Padang.
"Alhamdulillah semenjak itu sudah tidak banyak lagi kurma yang busuk. Bahkan kami juga telah memasok kurma muda se-Sumbar. Seperti ke Solok, Pasaman, dan beberapa daerah lainnya," kata dia.
Selain kurma muda, ia juga menjual produk lainnya berupa kurma ajwa, sukkari, khalas, tunisia, buah zuriat untuk progam hamil, coklat kerikil, parfum misk thaharah, dan produk lainnya. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...