Usain Bolt Tercepat di 100 Meter Putra Kejuaraan Atletik Dunia
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Atlet Jamaika, Usain Bolt, memenangi gelar juara lari sprint 100 meter di kejuaraan dunia atletik di Beijing, Minggu (23/8) di Stadion Nasional Beijing, Tiongkok.
Bolt melintasi garis finis dengan catatan waktu 9,79 detik untuk menegaskan kembali statusnya sebagai orang tercepat di planet ini.
Infografis dari koran terkemuka nasional melukiskan, Bolt mampu berlari sprint 37,58 kilometer perjam, sementara rerata lelaki dewasa cuma 24 kilometer perjam. Bolt berlari sprint kalah cepat ketimbang kucing (47,68 kilometer/jam) atau hampir separuh kecepatan lari kuda yang 87,5 kilometer perjam.
Pelari Amerika, Justin Gatlin, sebagai sprinter dalam dua tahun terakhir, finish di posisi kedua dengan waktu 9,80 detik dan meraih medali perak, sementara Andre de Grasse dari Kanada dan atlet Amerika Trayvon Bromell melewati garis finis bersama-sama di tempat ketiga dalam waktu 9,92 detik.
Bolt, juara Olimpiade hingga saat ini belum terkalahkan di nomor lari 100 meter atau 200 meter di enam kejuaraan utama dunia setelah kembali sejak 2007, meskipun ia sempat didiskualifikasi dari perlombaan yang lebih pendek di kejuaraan dunia Daegu pada tahun 2011.
Pelari berusia 29 tahun itu masih akan berupaya menyapu gelar juara secara berturut-turut dalam kejuaraan dunia di Beijing, setelah menang di Olimpiade 2008, untuk final nomor 200 meter.
Dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu Atlet atletik Jamaika Usain Bolt mengaku telah mengorbankan makanan cepat saji dalam sebuah pertaruhan untuk memperpanjang karir lari sprint yang gemilang.
Pada sebuah wawancara yang disiarkan dalam program "Inside Athletics" Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF) Selasa waktu setempat, Bolt mengatakan pembatasan kegiatan di luar lintasan dalam beberapa tahun belakang lebih mudah dibanding memantau pola makannya.
"Saya telah kembali dalam banyak hal," kata peraih enam kali medali emas Olimpiade sekaligus atlet yang terkenal akan kegemaran memakan ayam nugget itu.
"Ketika saya benar-benar menyadari bahwa saya telah menua adalah ketika saya cedera. Berupaya kembali lebih sulit dibanding tahun-tahun saat saya masih lebih muda. Sekarang, saya membutuhkan lebih banyak waktu untuk menjalaninya dan saya butuh lebih banyak perlombaan," kata Bolt.
(Ant/iaaf.org)
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...