Uskup: Bantulah Mereka yang Karantina Mandiri
MAGELANG, SATUHARAPAN.COM - Uskup Agung Semarang Monsinyur Robertus Rubiyatmoko meminta umat Katolik di keuskupan setempat memberikan bantuan kepada mereka yang harus menjalani karantina mandiri karena pandemi virus corona jenis baru (COVID-19), sebagai ungkapan suka cita atas berkah Paskah tahun ini.
"Justru kita harus memberikan perhatian dengan baik, menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan mereka, sehingga ketika mereka harus berkarantina di rumah, harus tinggal di rumah supaya tidak menularkan virus, mereka berkecukupan dan tidak mengalami kesulitan yang besar," katanya dalam khotbah Misa Malam Paskah secara live streeming dari Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Katedral Semarang yang diikuti dari Magelang, Sabtu (11/4) malam.
Dalam situasi pandemi virus corona saat ini, kata dia, solidaritas umat harus diwujudkan, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
Ia mengajak umat melihat sekitar tempat tinggal masing-masing untuk mengetahui siapa di antara mereka yang paling membutuhkan pertolongan, antara lain keluarga dan tetangga, orang tua, dan mereka yang sakit, apalagi terpapar virus corona.
Mereka yang sakit, apalagi terpapar virus corona, katanya, kadang-kadang disingkirkan masyarakat karena mereka takut ketularan.
Kepedulian umat dalam situasi saat ini, katanya, termasuk terhadap para tenaga medis, perawat, dokter, dan karyawan rumah sakit yang juga terkadang dijauhi masyarakat.
Padahal, katanya, mereka telah bekerja keras dan bertaruh nyawa untuk keselamatan sesama dan kesehatan masyarakat
Ia juga menyebut pentingnya umat mewujudkan suka cita Paskah karena Yesus telah menebus dosa manusia melalui kebangkitan dari kematian-Nya, dengan memberikan perhatian kepada mereka yang kekurangan secara ekonomi, terutama dalam situasi pandemi COVID-19.
"Kita semua dipanggil untuk mewartakan kabar suka cita ini, memegang erat amanat Yesus ini dengan penuh semangat dan suka cita," ujar Uskup Ruby yang memimpin umat Katolik di sebagian wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Ia menjelaskan Paskah sebagai pembebasan manusia dari dosa itu, menjadi pengalaman kebangkitan umat dari ketakutan atas situasi kehidupan.
"Kita pun bersuka cita, kita pun bergembira, karena kita semua mengalami pembebasan dari dosa, karena Tuhan telah menyelamatkan kita dari kuasa kegelapan. Dia telah menghalau kegelapan yang selama ini mencengkeram, mencekam kita," katanya.
Pesan Yesus kepada para rasul dan murid setelah kebangkitan dari kematian-Nya, yakni, "Jangan takut", juga ditujukan kepada umat yang saat ini mengalami kecemasan dan ketakutan karena pandemi virus corona.
"Takut terjangkit, takut akan kematian, takut akan hari esok, takut akan kehilangan pekerjaan, takut akan keluarga kita yang tidak sejahtera, takut ada macam-macam hal lain yang bisa muncul karena situasi yang kita hadapi ini," katanya.
Ia mengajak umat mengubah ketakutan karena pandemi virus itu menjadi pengharapan karena Paskah memperkuat iman akan Tuhan Yesus yang selalu menyertai dan menyelenggarakan segala sesuatu untuk kebaikan manusia.
"Tuhan akan menyelenggarakan yang terbaik untuk kita, dibarengi dengan sikap kehati-hatian dan kewaspadaan agar kita sungguh-sungguh aman dari wabah virus corona. Kalau harus keluar rumah, keluarlah namun dengan berhati-hati dan waspada," katanya.
Perayaan Misa Malam Paskah secara live streaming dipimpin Uskup Ruby didampingi dua pastor itu, antara lain ditandai dengan upacara cahaya, pengucapan pembaruan janji baptis, doa umat, komuni batin, dan pemberkatan kepada umat, termasuk secara khusus kepada anak-anak. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...