Uskup Vanuatu Pembela Nasib Rakyat Papua Meninggal Mendadak
PORT VILA, SATUHARAPAN.COM - Uskup James Ligo, pemimpin Gereja Anglikan di Vanuatu dan Kaledonia Baru, dilaporkan meninggal secara tiba-tiba pada akhir pekan lalu di Luganville, Vanuatu, saat melakukan perjalanan ke Provinsi Penama.
Vanuatu Daily Post melaporkan jenazah disemayamkan di Gereja Anglikan Tagabe, Port Vila, ibukota Vanuatu setelah diterbangkan dari Luganville. Pada hari Selasa (26/12) pagi, presiden, perdana menteri, sejumlah menteri Vanuatu beserta perwakilan tetua adat melayat jenazah memberikan penghormatan. Pada hari itu juga James Ligo dimakamkan di Lembah Teuma, di Efate.
Penyebab meninggalnya uskup yang dikenal sangat kritis terhadap Indonesia menyangkut persoalan Papua, belum diketahui. Sejumlah sumber independen mengatakan Uskup Ligo melakukan perjalanan ke gereja-gereja Anglikan di Provinsi Penama dan meneruskan perjalanan ke Luganville. Di tempat yang disebut terakhir ini beliau menghembuskan nafas penghabisan.
Kritis terhadap Indonesia
Uskup Ligo ditahbiskan dan diangkat sebagai Uskup Vanuatu dan Kaledonia Baru pada tanggal 15 Oktober 2006. Keuskupan Vanuatu dan Kaledonia Baru adalah satu dari delapan keuskupan Gereja Anglikan Melanesia (Anglican Church of Melanesia).
James Ligo juga adalah ketua Dewan Kristiani Vanuatu (Vanuatu Christian Council).
Sebagai pemimpin gereja Vanuatu, James Ligo memberi perhatian serius pada nasib rakyat Papua, yang dia pandang sebagai sesama rumpun Melanesia. Sebaliknya, ia sangat kritis terhadap Indonesia yang menurut dia bukan berada dalam rumpun yang sama.
Ketika United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) berjuang untuk diterima sebagai anggota penuh di Melanesian Spearhead Group (MSG) dua tahun lalu, Ligo bersuara kencang memberikan dukungan.
Ia meminta pemerintah Vanuatu membantu agar permohonan keanggotaan penuh ULMWP di MSG diterima. Sampai sejauh ini, Vanuatu adalah salah satu negara yang paling keras memberi dukungan kepada kelompok pro-kemerdekaan Papua.
Uskup Ligo juga menemui sejumlah pemimpin MSG di Honiara, Solomon Islands dan mengungkapkan pandangan Dewan Kristiani Vanuatu dan semua gereja di Vanuatu yang mendukung perwakilan rakyat Papua diterima menjadi anggota MSG pada KTT MSG ke-20 di kota tersebut pada tahun 2015..
"Rakyat Papua memiliki tempat yang sah di MSG dan tidak ada yang bisa menghentikan mereka diberi keanggotaan penuh di MSG pada KTT MSG 2015 ke-20 di Honiara," kata dia ketika itu.
"Bagaimana mungkin pemimpin MSG menilai patut memberikan status peninjau kepada Indonesia yang bukan negara Melanesia, dan tidak memberikannya kepada rakyat Melanesia yang sesungguhnya, rakyat Papua memiliki tempat yang sah di MSG namun dijauhkan dari Blok MSG, " kata dia, seperti disiarkan oleh Vanuatu Daily Post.
"Harus jelas bagi semua Pemimpin MSG bahwa MSG hanya milik para pemimpin dan orang-orang Melanesia dan bukan kepada orang asing yang bukan negara Melanesia, seperti Indonesia," lanjut dia.
"Mengapa, karena kita tidak ingin para pemimpin Melanesia dipengaruhi oleh pemikiran dan ideologi asing di Nasara suci Melanesia," kata Uskup James Ligo.
Dia kemudian menyatakan bahwa pernyataan yang dia buat sama sekali tidak bermaksud diskriminatif, tapi fakta bahwa "Nasara suci" MSG hanya untuk para pemimpin dan orang-orang Melanesia dan bukan untuk orang asing.
"Bahkan kita perlu tahu bagaimana dan mengapa para pemimpin MSG dapat memberikan kepada Indonesia yang bukan negara Melanesia status peninjau di MSG dan terus menunda pemberian (keangotaan) kepada rakyat Papua yang memiliki tempat yang sah di 'Nasara suci' MSG," ia mengatakan.
Ia menyerukan agar seluruh pemimpin MSG tidak mengkompromikan posisi mereka tas status permohonan rakyat Papua.
"Saya memastikan dukungan dari Dewan Kristen Vanuatu dan seluruh gereja di Vanuatu untuk pemimpin dan rakyat Papua, agar diberikan keanggotaan pada pertemuan MSG 2015," kata dia ketika itu.
Sampai saat ini permohonan keanggotaan ULMWP belum dikabulkan.
Editor : Eben E. Siadari
Uji Coba Rudal Jarak Jauh Korea Utara Tanda Peningkatan Pote...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Korea Utara menguji coba rudal balistik antar benua (ICBM) untuk pertama kali...