Utang Negara Membengkak 61 triliun Rupiah dalam Enam Bulan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Utang pemerintah terus membengkak hingga Mei 2013 lalu. Tercatat, utang sebanyak Rp 1.975,42 triliun Rupiah pada akhir 2012 membengkak menjadi Rp 2.036,54 triliun pada akhir bulan Mei 2013 lalu. Itu artinya, dalam jangka waktu enam bulan saja, utang pemerintah bertambah hingga Rp 61.12 triliun.
Utang negara ini terdiri dari utang bilateral sebesar Rp 323,29 triliun, kemudian utang multilateral sebanyak Rp 225,55 triliun, utang komersial 24,26 triliun, utang supplier sebanyak 320 milyar Rupiah, dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 1,82 triliun.
Menyangkut hal ini, pemerintah masih optimis dengan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan RI, pemerintah melalui menteri keuangan Chatib Basri menyatakan niatnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen.
"Kita coba usaha dulu dan saya akan coba dari percepatan pengeluaran pemerintah," katanya. Ia menambahkan, pemerintah masih punya waktu sebanyak tujuh bulan lagi untuk mempercepat penyerapan anggaran.
Sampai dengan akhir Mei, penyerapan anggaran belanja khususnya belanja modal masih relatif kecil dan pemerintah masih mengusahakan pertumbuhan penyerapan belanja pemerintah sebesar 6,7 persen.
"Jika belanja pemerintah dapat dioptimalkan, maka diyakini hal tersebut dapat membantu perekonomian tumbuh lebih tinggi dan utang negara dapat diminimalisasi," pungkasnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sejak 2012 lalu juga telah berkomitmen untuk mengurangi utang luar negeri Indonesia. Namun pembengkakan jumlah utang luar negeri Indonesia justru kian membengkak bahkan hingga pertengahan tahun 2013 ini.
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...