Utusan PBB Serukan Perundingan Damai Suriah Dimulai Kembali
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan bahwa perundingan politik untuk mengakhiri perang yang sudah berkecamuk hampir enam tahun di negara itu harus segera dimulai kembali, Kamis (9/12).
De Mistura mengatakan kepada wartawan setelah rapat tertutup Dewan Keamanan bahwa “sekarang saatnya untuk memandang serius kemungkinan pembaruan diskusi politik.”
Utusan itu mengungkapkan kemungkinan dimulainya kembali perundingan, sementara Rusia mengumumkan bahwa tentara Suriah sudah menghentikan operasi militer untuk mengevakuasi warga sipil dari Aleppo.
Didukung Rusia, pasukan Suriah sudah menguasai sekitar 85 persen wilayah Aleppo timur setelah pertempuran sengit selama tiga pekan untuk merebut salah satu benteng pertahanan terakhir oposisi.
“Kemenangan militer bukanlah kemenangan untuk perdamaian, karena perdamaian harus dimenangkan secara terpisah,” kata De Mistura.
Duta Besar Rusia Vitaly Churkin mengatakan dia berharap pembicaraan bisa dilanjutkan sebelum masa jabatan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon berakhir pada 31 Desember.
“Waktunya singkat. Penting untuk memulai kembali pembicaraan sebelum masa jabatan Ban berakhir, dalam 20 hari mendatang,” ucap Churkin kepada wartawan.
Putaran terakhir perundingan damai yang diperantarai PBB berakhir pada April, dengan tidak ada kemajuan mengenai isu utama terkait pemerintah Suriah di masa depan dan nasib Presiden Bashar al-Assad.
De Mistura mengatakan pembicaraan akan memungkinkan jika pemerintah di Damaskus siap untuk “mendiskusikan secara substansial” persyaratan perdamaian dan jika oposisi tidak “menolak untuk datang.” (AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...