Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 10:20 WIB | Rabu, 16 Juni 2021

Varian Delta Ditelusuri di Kudus dan Bangkalan

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, hari Senin (14/6). (Foto: BPMI Setpres/Lukas)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bagwa varian virus COVID-19 dari India yang disebut delta atau B.1.617.2 telah terkonfirmasi ada di sejumlah daerah di Indonesia, dan Satgas tengah menelusuri asal virus tersebut.

Dia menyebutkan bahwa varian delta telah ditemukan di Kudus, Jawa Tengah, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Itu dikatakan seusai rapat terbatas di Istana Negara, hari Senin (14/6). Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan akselerasi vaksinasi perlu dilakukan.

“Karena (varian)  ini penularannya lebih cepat, walaupun tidak lebih mematikan, ini perlu benar-benar kedua hal tadi dipercepat atau diperhatikan implementasi di lapangan, dan juga akselerasi vaksinasi,” katanya.

Tentang vaksinasi, pemerintah menargetkan 700 ribu vaksinasi per hari bisa dicapai pada bulan (Juni) ini dan target sebanyak satu juta vaksinasi per hari bisa dicapai pada bulan depan (Juli).

Varian Delta 1617.2

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan bahwa sekarang tengah dilakukan penelusuran varian tersebut, khususnya di Kudus dan Bangkalan untuk mengetahui dari mana asal virus itu.

Dikatakan untuk memetakan persebaran virus ini, penelitian dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

"Penelitian memerlukan WGS atau sampel yang jumlahnya lebih besar. Suatu saat nanti, kita bisa menelusuri dari mana virus tersebut berasal, dari mana masuknya dan menyebar ke mana saja," katanya, hari Selasa (15/6).

Varian baru suatu virus itu merupakan hasil upaya virus untuk bertahan hidup. Proses mutasinya ini akan berlangsung terus menerus apabila potensi penularan tersedia. Karenanya, jika penularan masih terus berlangsung di tengah-tengah masyarakat, maka peluang virus untuk bermutasi masih ada.

Terkait vaksin yang diberikan kepada masyarakat saat ini, Wiku memastikan memiliki efektifitas tinggi. Karena efikasinya di atas 50% terpenuhi. Meski demikian, penelitian lebih lanjut terkait ini masih terus dilakukan. Untuk memastikan bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin yang efektif.

"Vaksinasi yang dilakukan harus betul-betul bisa memberikan proteksi kolektif atau herd immunity dari masyarakat yang diberi vaksin," kata Wiku.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home