Wabah Ebola Ancam Eksistensi Liberia
LIBERIA, SATUHARAPAN.COM – Wabah Ebola yang beberapa waktu ini tengah memerangi Afrika Barat memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat. Sampai saat ini, sekitar 2.288 orang telah meninggal akibat terjangkit virus Ebola di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone. Bagi pemerintah Liberia, hal ini tentu mengancam eksistensi nasional sebab virus Ebola menyebar dengan cepat di negara tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah memperingatkan bahwa ribuan kasus dapat terjadi di Liberia.
Sementara itu, pada Selasa (9/9) Menteri Pertahanan Liberia mengungkapkan bahwa petugas kesehatan sudah kewalahan menangani kasus Ebola yang mengalami pertambahan setiap harinya. Virus Ebola yang mematikan ini juga telah menyebabkan gangguan fungsional di Liberia. Sejalan dengan hal itu, WHO mengimbau lembaga kesehatan untuk terus meningkatkan upaya dalam memerangi wabah Ebola.
Pada Selasa (9/9), utusan PBB di Liberia mengatakan bahwa setidaknya 160 petugas kesehatan telah tertular penyakit dan setengahnya telah meninggal dunia. Wabah ini diakui telah tumbuh secara eksponensial.
WHO mengakui bahwa upaya untuk membatasi penyebaran virus di Liberia tidak bekerja dengan baik, berbeda dengan negara-negara Afrika Barat lainnya. Para ahli mengatakan bahwa hal tersebut berkaitan dengan praktik penguburan korban yang telah meninggal akibat virus. Pengubur bersentuhan langsung dengan tubuh korban. Virus Ebola memang dapat menyebar melalui kontak langsung dengan si penderita lewat darah, cairan tubuh, atau melalui lingkungan yang terkontaminasi.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon mengatakan akan mengadakan pertemuan sebagai respons internasional terhadap krisis Ebola, yang akan dibahas di sela-sela sidang Majelis Umum PBB bulan ini.(bbc)
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...