Wabah Ebola Mereda, Senegal Kembali Buka Perbatasan
DAKAR, SATUHARAPAN .COM - Senegal, Senin (26/1), membuka kembali perbatasan darat dengan Guinea berkat sejumlah upaya signifikan yang dilakukan negara tetangganya tersebut dalam memerangi wabah ebola yang telah merenggut ribuan korban jiwa.
Warga dan barang kini dapat dengan bebas melintasi perbatasan darat antara kedua negara, menurut pernyataan kementerian dalam negeri senegal seperti dilansir kantor berita Senegalese Press Agency.
Guinea, Liberia dan Sierra Leone terkena dampak terparah wabah ebola, yang berawal pada Desember 2013, namun ketiga negara Afrika barat tersebut dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan tanda-tanda penurunan wabah dengan jumlah kasus menurun setiap pekannya.
Senegal mengatakan, negara tersebut akan menerapkan sejumlah kebijakan di pos perbatasan untuk memastikan warga yang memasuki Senegal dari Guinea bebas ebola.
Senegal awalnya menutup perbatasan dengan Guinea pada Maret tahun lalu, saat jumlah kasus virus ebola meningkat tajam.
Perbatasan kembali dibuka pada Mei, namun kembali ditutup pada Agustus setelah seorang pelajar yang terjangkit ebola menyeberangi perbatasan dari Guinea.
Senegal dinyatakan bebas ebola setelah pelajar tersebut berhasil sembuh tanpa menulari orang lain, dan perbatasan udara dan laut di ketiga negara lainnya kembali dibuka sejak November
Ebola Tidak Berdampak Signifikan terhadap Perekonomian Afrika
Sementera itu , Perekonomian Afrika kemungkinan hanya akan terkena dampak yang kecil dari wabah ebola meski Guinea, Liberia dan Sierra Leone terkena dampak yang cukup besar, menurut pernyataan pejabat PBB, Senin (26/1).
“ Sejak awal, ECA meyakini proyeksi yang mencemaskan adalah hal yang keliru, “ kata Carlos Lopez, sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi Afrika (ECA).
Kami tidak dapat membayangkan dampak yang melebihi dampak marjinal terhadap performa perkonomian Afrika, mengingat ketiga negara yang terkena dampak terparah (ebola) hanya menyumbang kurang dari satu persen PDB Afrika secara keseluruhan, “ katanya, seraya menambahkan bahwa penderitaan yang dialami Guinea, Liberia dan Sierra Leone cukup besar.”
Perkiraan pertumbuhan ekonomi Afrika masih lebih tinggi ketimbang benua lainnya,” kata Lopez.
Namun, ia menambahkan bahwa konflik, kondisi yang tidak aman dan ancaman teror serta penurunan harga minyak dan bahan baku membebani perekonomian Afrika. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...