Wahana Penyelidikan NASA Kehilangan Sampel Asteroid Yang Dikumpulkan
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Penyelidikan Amerika Serikat yang mengumpulkan sampel dari sebuah asteroid awal pekan ini mengambil begitu banyak material, sehingga sebuah batu terjepit di pintu kontainer, yang memungkinkan bebatuan tumpah kembali ke luar angkasa, kata pejabat NASA pada hari Jumat (23/10).
Lengan robot dari wahana OSIRIS-REx, pada hari Selasa (20/10) malam menendang awan puing-puing batu di asteroid Bennu, asteroid berukuran pencakar langit sekitar 320 juta kilometer dari Bumi dan menjebak material tersebut dalam perangkat pengumpulan untuk kembali ke Bumi.
Tetapi gambar dari koleksi pesawat ruang angkasa yang dipancarkan kembali ke kontrol darat mengungkapkan bahwa ia telah menangkap lebih banyak materi daripada yang diantisipasi para ilmuwan dan memuntahkan kelebihan batuan asteroid yang terkelupas ke luar angkasa.
Kebocoran tersebut membuat tim misi OSIRIS-REx berusaha keras untuk menyimpan perangkat pengumpul untuk mencegah tumpahan tambahan. "Waktu sangat penting," kata Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi sains NASA, kepada wartawan.
Zurbuchen mengatakan tim misi akan melewatkan kesempatan mereka untuk mengukur berapa banyak material yang mereka kumpulkan seperti yang direncanakan semula dan melanjutkan ke fase penyimpanan, sebuah proses yang rawan untuk menyelipkan wadah pengumpul sampel ke posisi yang aman di dalam pesawat ruang angkasa tanpa mengeluarkan material yang lebih berharga.
Tidak tahu berapa banyak materi yang dikumpulkannya sampai kapsul sampel kembali pada tahun 2023 mendatang.
Pemecahan masalah juga menyebabkan para pemimpin misi untuk melupakan peluang untuk mengulangi upaya pengumpulan dan sebagai gantinya berkomitmen untuk memulai kembalinya pesawat ruang angkasa ke Bumi Maret mendatang.
“Sejujurnya, kami tidak dapat melakukan eksperimen pengumpulan yang lebih baik,” kata peneliti utama OSIRIS-Rex, Dante Lauretta.
Tetapi dengan pintu yang terbuka oleh batu dan gambar "mengkhawatirkan" dari tumpahan sampel," kita hampir menjadi korban dari kesuksesan kita sendiri di sini," tambahnya.
Pesawat antariksa OSIRIS-REx yang menelan biaya sekitar US$ 800 juta berukuran minivan, dibangun oleh Lockheed Martin, diluncurkan pada tahun 2016 untuk mengambil sampel pertama dari bahan asteroid murni. Jepang adalah satu-satunya negara lain yang mencapai prestasi seperti itu.
Asteroid adalah salah satu sisa puing dari pembentukan tata surya sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Sampel bisa menjadi petunjuk asal usul kehidupan di Bumi, kata para ilmuwan. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...