Wahid Institute: Tragedi Charlie Hebdo, Jangan Kaitkan Agama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur The Wahid Institute, Zanubah Arifah Chafsoh mengatakan serangan barbar terhadap kantor majalah Charlie Hebdo di Paris, Prancis merupakan aksi teror yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Untuk itu, ia berharap masyarakat Indonesia melihat masalah ini dengan jernih dan tidak terprovokasi untuk mengaitkannya dengan isu agama.
“Tindakan brutal ini tidak bisa dibenarkan atas alasan apa pun, termasuk alasan agama,” kata perempuan yang akrab disapa Yenny Wahid seperti dalam rilis yang dikirim kepada satuharapan.com pada Kamis (8/1) malam.
Ia mengecam serangan yang menewaskan 12 orang dan menyebut insiden itu sebagai tindakan barbarian.
“Pelaku teror berupaya menciptakan opini bahwa serangan tersebut dilatarbelakangi isu agama. Jika kita terpancing, maka suasana akan makin keruh dan tujuan para teroris itu tercapai. Sekali lagi, jangan kaitkan ini dengan agama, jangan biarkan teroris itu menang,” kata putri Presiden keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid ini.
Yenny mengatakan serangan atas Charlie Hebdo kembali menjadi ujian bagi keharmonisan masyarakat dunia.
“Baru-baru ini kita tersentak oleh insiden Sydney. Setelah penyanderaan itu, kita bergandengan tangan dan menunjukkan kepada dunia bahwa jalan damai adalah yang terbaik. Akan tetapi, kita hanya tenang sebentar. Penyerangan di Paris terjadi. Dan kini, kita harus berjuang lagi, untuk menunjukkan bahwa perdamaian akan selalu menang,” ujar Yenny.
Untuk itu ia mengimbau semua pihak untuk mengedepankan dialog dan mengutamakan jalan damai.
“Kita meyakini bahwa Islam adalah agama yang membawa perdamaian bagi seluruh umat, dan Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya selalu menunjukkan sikap welas asih, bahkan terhadap mereka yang memusuhinya. Kita sebagai umat beliau harus meneladani sikap Nabi yang mulia tersebut,” Yenny menambahkan.
Menurutnya, serangan terhadap Charlie Hebdo hanya satu dari banyak contoh pemicu konflik yang oleh pelakunya dikait-kaitkan dengan agama. Di sisi lain, ada banyak hal serupa terjadi di Indonesia.
“Lebih dari itu, kita harus menunjukkan kepada teroris dan kelompok-kelompok ekstrem di luar sana bahwa semangat kita akan perdamaian lebih besar dari kebencian yang mereka kobarkan,” kata Yenny.
Serangan Barbar
Kantor penerbit majalah satir Prancis Charlie Hebdo pada Rabu (7/1) diserang orang-orang tak dikenal yang mengakibatkan setidaknya 12 orang terbunuh. Termasuk polisi Muslim yang hendak menghentikan serangan tersebut.
Media Prancis melaporkan beberapa pria bersenjata yang mengenakan kerudung hitam menyerbu kantor majalah yang berlokasi di pinggiran kota Paris sebelum menembakkan senjata otomatis.
Presiden Prancis Francois Hollande, yang mendatangi lokasi kejadian mengatakan, lima orang lainnya berada dalam kondisi kritis dan sangat mungkin jumlah korban meninggal akan bertambah.
Hollande mengatakan serangan itu adalah tindakan barbar dan serangan terhadap kebebasan. Ia mengumumkan bahwa tingkat siaga teror Prancis kini akan dinaikkan ke level tertinggi.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...