Walhi: Agenda Politik Lingkungan Harus Jelas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Walhi selaku organisasi lingkungan hidup terbesar di Indonesia mendesak agar para pimpinan nasional yang akan terpilih melalui Pemilu 2014 harus memiliki agenda politik lingkungan hidup yang kuat.
Direktur Eksekutif Nasional Walhi Abetnego Tarigan di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa organisasinya mendesak agar kepemimpinan bangsa ini kedepan memiliki agenda politik lingkungan hidup yang kuat mengingat Indonesia berada di tengah situasi darurat bencana ekologis.
Ia mengatakan Walhi mendesak para calon pimpinan yang terpilih nanti menghentikan praktik kriminalisasi, kekerasan dan intimidasi kepada masyarakat dan aktivis yang memperjuangkan hak atas lingkungan hidup dan sumber daya alam yang berkeadilan. Karena memperjuangkan hak atas lingkungan hidup dan keadilan sumber daya alam dilindungi oleh Konstitusi dan Undang-Undang.
Walhi, katanya, juga meminta agar calon pimpinan memiliki agenda strategis politik lingkungan hidup sebagaimana yang terumuskan dalam platform politik gerakan lingkungan hidup Indonesia, untuk memulihkan Indonesia dari bencana ekologis demi keselamatan dan kedaulatan rakyat.
Penghentian berbagai investasi dan proyek pembangunan yang merusak lingkungan hidup dan merampas sumber-sumber kehidupan rakyat, antara lain MP3EI, reklamasi pantai atau teluk, proyek incenerator, dan proyek infrastruktur skala raksasa lainnya juga harus dilakukan, ujar Abetnego.
Hal lain yang harus dilakukan calon pimpinan nasional mendatang, menurut dia, yakni membentuk pengadilan lingkungan hidup untuk memastikan penjahat lingkungan bertanggungjawab atas praktik buruk mereka dalam berinvestasi yang telah merusak lingkungan hidup dan merampas sumber-sumber kehidupan masyarakat.
Walhi, katanya, akan terus mengonsolidasikan organisasi masyarakat sipil, masyarakat korban pembangunan, petani, nelayan, perempuan, masyarakat lokal, masyarakat adat untuk memastikan agar agenda politik lingkungan hidup yang berkeadilan menjadi agenda politik yang didengar dan disuarakan oleh kepemimpinan Indonesia ke depan sebagai sebuah perubahan struktural negara.
Pada tanggal 11 Maret 2014, Walhi telah menggelar rapat akbar gerakan lingkungan hidup Indonesia dan meluncurkan platform politik gerakan lingkungan hidup Indonesia. Pihaknya, menurut dia, juga melakukan konsolidasi internal organisasi yang dihadiri oleh 27 Walhi daerah di Indonesia melalui Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH).
Konsolidasi gerakan lingkungan hidup Indonesia melalui KNLH memperkuat bacaan atas situasi bangsa Indonesia yang tidak pernah berhenti dilanda bencana ekologis.
Kabut asap di Riau yang telah memakan banyak korban dari warga negara sebagai sebuah kejahatan lingkungan dan kemanusiaan, ia mengatakan merupakan salah satu contoh permasalahan yang ekologis yang tidak pernah tuntas.
Sementara itu, katanya, pada ruang yang lain, di tengah situasi darurat bencana ekologis, negara terus melanjutkan model pembangunan yang menempatkan sumber daya alam sebagai onggokan komoditas antara lain proyek reklamasi pantai atau teluk di berbagai wilayah di Indonesia dan pembangunan infrastruktur lainnya melalui proyek MP3EI.
Untuk itu di tengah momentum Pemilu 2014, di mana arah bangsa ini ke depan akan dipengaruhi oleh hasil pemilu 2014 yang akan segera berlangsung sangat wajar jika Walhi mendesak agar kepemimpinan bangsa ini kedepan memiliki agenda politik lingkungan yang jelas, ujar dia. (Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...