Wall Street Melemah Tertekan Penurunan Harga Minyak
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Saham-saham di Wall Street ditutup sedikit lebih rendah pada Rabu (14/1), karena kekhawatiran tentang penurunan harga minyak mentah dibayangi hasil kuat Alcoa pada awal tak resmi untuk musim laporan laba kuartalan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 27,16 poin atau 0,15 persen, menjadi berakhir pada 17.613,68.
Indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 5,23 poin (0,26 persen) menjadi ditutup pada 2.023,03, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq turun tipis 3,21 poin (0,07 persen) menjadi 4.661,50.
Saham-saham telah melonjak lebih tinggi pada awal perdagangan, tetapi jatuh ke dalam wilayah negatif pada sore hari karena para pedagang melihat penutupan minyak mentah di tingkat terendah dalam hampir enam tahun, melanjutkan penurunan curam sejak Juni ketika harga berada di atas 100 dolar AS per barel.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, turun 18 sen menjadi menetap pada USD 45,89 (Rp 578.041) per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 11 Maret 2009.
Di London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari, patokan internasional kontrak berjangka, berakhir pada USD 46,59 (Rp 586.858)per barel, turun 84 sen.
"Harapan penghentian kerugian beruntun pasar baru-baru ini pupus di perdagangan sore, karena keuntungan awal kuat yang datang setelah beberapa data ekonomi AS positif, serta hasil lebih kuat dari perkiraan pada Alcoa kemarin, kembali menjadi korban dampak tak henti-hentinya dari berlanjutnya penurunan harga minyak mentah," kata analis Charles Schwab dalam catatan pasar.
Saham Alcoa, yang melaporkan hasil setelah pasar ditutup pada Senin, anjlok 2,3 persen, meskipun labanya yang diterjemahkan ke dalam 33 sen per saham, jauh di atas 25 sen yang diproyeksikan oleh para analis.
MetLife turun 1,2 persen setelah perusahaan asuransi itu mengumumkan akan melawan melalui pengadilan atas tuduhan regulasi AS sebagai "institusi keuangan penting secara sistemik", sebuah klasifikasi yang menjadi subjek untuk pengawasan yang lebih ketat.
Saham pengembang perumahan KB Home jatuh 16,3 persen. Perusahaan melaporkan bahwa pendapatan kuartal keempatnya naik 15 persen menjadi 2,4 miliar dolar AS, namun memperingatkan bahwa marjinnya akan berkurang pada 2015.
Perusahaan teknologi kelas berat Apple naik 0,9 persen setelah peringkatnya dinaikkan oleh Credit Suisse, sementara peritel elektronik Best Buy berakhir datar meskipun peringkatnya dinaikkan Goldman Sachs.
Harga obligasi sebagian besar tidak berubah. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka waktu 10-tahun merosot menjadi 1,90 persen dari 1,91 persen pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun stabil di 2,50 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan. (AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...