Wamenlu: KAA Bermanfaat untuk Diplomasi Ekonomi Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir mengatakan pertemuan dan peringatan 60 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) merupakan momentum yang baik bagi Pemerintah Indonesia untuk melakukan diplomasi ekonomi terhadap negara-negara di kawasan tersebut.
"Sejak awal ketika kami diberi arahan oleh Presiden termasuk dalam rapat kerja, dikatakan bahwa KAA adalah momentum. Momentum itu tidak perlu ditunggu, tetapi harus diciptakan. KAA ini kita manfaatkan untuk diplomasi ekonomi Indonesia," kata Wamenlu A.M. Fachir di Jakarta, Senin (30/3).
Menurut dia, salah satu langkah diplomasi ekonomi dalam penyelenggaraan KAA adalah melalui pemilihan tema "Memperkuat Kerja Sama Selatan-Selatan".
"Sebenarnya kita melakukan pendekatan dengan dua cara pendekatan, salah satunya get real business, baik di bidang investasi, pembangunan, maupun perdagangan," ujar dia.
Terkait upaya memperkuat fungsi diplomasi ekonomi, kata Fachir, Kelompok Kerja Penguatan Diplomasi Ekonomi Kemlu RI sedang mencoba mengidentifikasi berbagai isu dan perjanjian ekonomi yang masih tertunda atau terhambat realisasinya.
"Kami mencoba menggerakkan. Kami meminta angka-angka target kepada teman-teman perwakilan. Lalu melihat MoU (nota kesepahaman) dan perjanjian yang hanya di atas kertas. Kita lihat lagi mana yang benar-benar bisa direalisasikan," jelas dia.
"Jadi, sekarang kita mengejar para perwakilan kita di luar negeri untuk menindaklanjuti berbagai `pending issue` dan merealisasikan MoU yang belum ditindaklanjuti," lanjut Wamenlu.
Menurut Fachir, yang juga adalah Ketua Nasional Pokja Penguatan Diplomasi Ekonomi, pihaknya akan terus mengidentifikasi hambatan-hambatan yang menyebabkan beberapa nota kesepahaman atau perjanjian yang telah dibuat tidak dapat dilaksanakan.
"Jadi kita mencari bottle neck nya dimana. Apakah itu di pemerintah daerah, apakah di peraturan. Itu baru yang pending (tertunda). Kami juga akan mengidentifikasi hambatan dalam kerja sama yang on going (sedang dalam proses)," kata dia.
Ketua Harian Pokja Diplomasi Ekonomi Kemlu RI Ngurah Swajaya menyebutkan bahwa pokja tersebut akan berkoordinasi dengan 132 perwakilan RI di luar negeri dalam melaksanakan fungsi diplomasi ekonomi. Para perwakilan RI di luar negeri itu terdiri dari kedutaan besar, konsulat jenderal, dan konsulat.
"Pokja Diplomasi Ekonomi ini bertugas membantu efektivitas dan efisiensi pelaksanaan promosi perdagangan, pariwisata, dan investasi Indonesia di seluruh dunia. Kami juga mengidentifikasi berbagai isu yang pending (tertunda). Kami melakukan ini bersama satuan kerja terkait untuk bisa merealisasikan perjanjian kerja sama yang tertunda," ungkap Ngurah.
"Dalam hal ini, kami juga mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang ada dalam suatu bidang usaha," lanjut dia. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...