Wamenlu: Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Tiongkok
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Menteri Luar Negeri Dubes A.M. Fachir mengatakan guna menghadapi tantangan perekonomian global pentingnya peran masyarakat dan organisasi kemasyarakatan seperti Perhimpunan Persahabatan Indonesia – Tiongkok (PPIT) dalam hubungan luar negeri.
Sebab, mereka adalah pelaku diplomasi yang berada di baris terdepan. Ditekankan bahwa Kementerian Luar Negeri senantiasa melakukan empowering terhadap stakeholder dalam mendukung pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.
Wamenlu juga mengapresiasi kegiatan PPIT yang selama ini sangat aktif melakukan berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan hubungan dan mendekatkan persahabatan kedua bangsa.
Hubungan historis dan emosional yang telah terjalin sejak lama di antara kedua bangsa harus digunakan sebagai landasan dalam membina dan meneruskan hubungan kerja sama yang konkrit dan saling menguntungkan.
Wamenlu mengatakan bahwa Kemlu senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan PPIT yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama kedua negara, khususnya dibidang ekonomi, perdagangan dan people-to-people contacts.
Oleh karena itu, PPIT menyelenggarakan kegiatan PPIT Economic Event, dengan tema: “Indonesia’s Next Chapter: Major Economic Issues and Challenges in Dealing with it”. Acara yang diadakan di Financial Hall, Graha CIMB Niaga Building Jakarta (19/11) tersebut bertujuan memberikan pemahaman tentang perkembangan ekonomi global, terutama potensi, peluang dan tantangan dalam hubungan dan kerjasama Indonesia.
Diketahui, Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkokmenandatangani Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis di Jakarta pada bulan April 2005. Hubungan kemitraan Indonesia - Republik Rakyat Tiongkok semakin diperkokoh dengan ditandatanganinya Plan of Action Kemitraan Strategis 2010-2015 serta peningkatan Kemitraan Strategis RI - RRT menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif yang tertuang dalam dokumen Future Direction of Indonesia-China Comprehensive Strategic Partnership pada tahun 2013.
Nilai perdagangan bilateral kedua negara pada tahun 2013 mencapai sekitar US$ 52,45 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah US$ 51,05 milyar.
Nilai perdagangan tersebut diperkirakan akan terus meningkat mencapai US$ 80 miliar pada tahun 2015. Di bidang investasi juga tercatat perkembangan yang signifikan. Tahun 2013, nilai investasi langsung RRT di Indonesia berjumlah US$ 292,1 juta, sementara tahun sebelumnya berjumlah US$ 141 juta.
Selain itu, Menko Perekonomian Sofyan Djalil juga menyampaikan rencana pemerintahan lima tahun kedepan yang akan fokus di pembangunan infrastruktur dan sektor industri non-migas.
Terkait hal tersebut Menko berharap para pengusaha dapat mengembangkan kerja sama yang kongkrit dan saling menguntungkan serta dapat dimaterialisasi segera mungkin agar dapat dirasakan oleh masyarakat.
Untuk mendukung dan memudahkan para investor dalam menanamkan modal di Indonesia maka pemerintah akan melakukan beberapa kebijakan seperti: memudahkan prosedur perizinan dengan melaksanakan one stop service, menurunkan biaya logistik yang selama ini tinggi, menciptakan iklim investasi yang baik, dan menghidupkan/menggairahkan kembali sektor manufaktur.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat negara dan komunitas ekonomi Indonesia-Tiongkok, antara lain Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Wakil Menteri Luar Negeri Dubes A.M. Fachir, Wakil Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia Liu Hongyang, Perwakilan IMF untuk Indonesia Ben Bingham, dan Ketua Indonesian Council on World Affairs (ICWA) Duta Besar Makarim Wibisono. (kemlu.go.id)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...