Wapres Ingin Indonesia Jadi Barometer Islam Moderat
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pembukaan Konferensi Umat Islam Indonesia VI berharap Indonesia mampu menjadi barometer pemikiran Islam moderat bagi dunia.
"Indonesia harus menjadi referensi pemikiran Islam dunia yang moderat. Islam yang jalan tengah," kata Kalla saat membuka Konferensi Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Senin (9/2).
Menurut dia, Indonesia jangan melulu berbangga menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sebelum mampu memberikan contoh pengejawantahan ajaran keislaman yang damai.
"Kita selalu merasa bangga sebagai negara berpenduduk muslim terbesar. Dengan begitu konsekuensinya kita juga harus menjaga kebersamaan yang lebih baik dibanding di negara lain," kata dia.
Kendati demikian, dia menilai, keberadaan Islam di Indonesia selama ini sudah cukup menjadi acuan keharmonisan umat di dunia. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan umat islam yang mampu hidup berdampingan dengan beragam umat lainnya.
"Kita dapat menjaga perdamaian antarumat beragama, (meskipun) saya tidak bilang total. Namun jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang terjadi di di negara islam lainnya seperti Afghanistan, Syiria, Tunisia, serta nigeria," kata dia.
Berbagai konflik di negara-negara Timur Tengah, menurut Kalla, selayaknya menjadi pelajaran bagi umat islam di Indonesia untuk menyempurnakan keislaman dengan senantiasa menjunjung tinggi akhlaq yang baik dalam kehidupan.
"Saya kira akhir dasar islam adalah peradaban dan akhlaq," kata Kalla yang juga masih menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Hadir dalam pembukaan KUII ke-VI yakni Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif.
Kongres Umat Islam Indonesia VI yang akan berlangsung di Hotel Inna Garuda Yogyakarta diperkirakan akan dihadiri sekitar 775 orang yang terdiri dari 700 orang peserta utusan dan 75 pemantau.
Para peserta berasal dari MUI, perwakilan ormas Islam tingkat pusat, pondok pesantren, perguruan tinggi, lembaga-lembaga Islam domestik dan mancanegara, kalangan profesional dan tokoh perorangan. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...