Wapres JK Apresiasi Pendirian Rumah Sakit Indonesia di Gaza
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, mengapresiasi pengoperasian rumah sakit Indonesia di Kota Gaza, Palestina. Menteri Kesehatan Palestina, Hani Abdeen, meresmikan rumah sakit Indonesia di Kota Gaza pada 27 Desember 2015 silam.
Menurut Wapres JK, keberadaan rumah sakit itu merupakan sebuah prestasi besar yang menandakan besarnya perhatian masyarakat Indonesia kepada Palestina.
"Inisiatif luar biasa untuk mendahului pemerintah, beramal luar biasa, membangun rumah sakit Indonesia di Gaza," kata Wapres JK, dalam acara simbolis penyerahan rumah sakit Indonesia kepada pemerintah Palestina, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, hari Sabtu (9/1).
Dia menyampaikan, keberadaan rumah sakit Indonesia di Kota Gaza akan menjadi tonggak yang diingat oleh masyarakat dunia, khususnya Palestina. Dia pun mengaku bangga melihat masyarakat Indonesia mampu menunjukkan solidaritas kemanusiaan secara nyata.
"Inilah letak persaudaraan tinggi, prestasi besar yang pasti akan diingat," ucap Wapres JK.
Bermanfaat
Penyerahan secara simbolis rumah sakit Indonesia di Gaza dilakukan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, hari Sabtu (9/1) malam. Dalam acara itu, pemerintah Palestina diwakili oleh Menteri Kesehatan Palestina Jawad Awwad dan masyarakat Indonesia diwakili Presidium MER-C.
"Ini adalah untuk kemanusiaan, dan karena kita memiliki hubungan baik dengan Palestina," kata Juru Bicara Mer-C Indonesia, Jose Rizal.
Jose menuturkan, rumah sakit tersebut merupakan sumbangan dari masyarakat Indonesia. Sedikitnya sekitar 300 warga Kota Gaza sudah berobat ke rumah sakit Indonesia, termasuk pasien rawat inap dan ICU.
Ia melanjutkan, rumah sakit Indonesia di Kota Gaza sudah mulai beroperasi sejak 27 Desember 2015. Tindakan operasi juga sudah dilakukan kepada tiga pasien yang berasal dari Gaza Utara.
Rumah sakit Indonesia dibangun mulai 2009. Dana pembangunan rumah sakit tersebut sepenuhnya berasal dari sumbangan masyarakat Indonesia tanpa bantuan pemerintah dan bantuan asing.
Lembaga medis kemanusiaan MER-C Indonesia bersama relawan dari jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah se-Indonesia menjadi koordinator pembangunan rumah sakit yang memiliki luas bangunan sekitar 10.000 meter persegi itu.
Rumah sakit tersebut berdiri di atas lahan pemerintah Palestina seluas 16.261 meter persegi.
Rumah sakit Indonesia di Gaza terdiri dari dua lantai dan ruang bawah tanah dengan 90 ruang rawat inap, 10 ruang instalasi gawat darurat, satu laboratorium, satu ruang radiologi, dan sepuluh ruang perawatan intensif berkapasitas 100-150 pasien.
Pembangunan fisik rumah sakit Indonesia di Gaza menelan biaya 30 miliar rupiah.
Selain itu, ada sekitar 7,5 miliar untuk bangunan pelengkap kompleks rumah sakit dan Rp 65 miliar untuk penyedian alat kesehatan, dan peralatan lainnya. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...