Warga AS dan Inggris Berunjukrasa Menolak Rencana Serang Suriah
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat (AS) sepertinya tetap akan melakukan serangan militer terhadap pemerintah Suriah. Walaupun parlemen Inggris hari Kamis kemarin sudah memutuskan tidak mendukung aksi militer dan itu merupakan pukulan berat bagi upaya Obama dalam membangun koalisi internasional, namun AS masih terus berusaha menghimpun dukungan dari sekutunya yang lain.
Rencana AS menyerang Suriah juga ditentang sebagian warganya. Kemarin hari Kamis, ratusan pengunjuk rasa dari kelompok anti-perang melakukan demonstrasi di Times Square New York, menolak aksi militer di Suriah.
Para demonstran berpendapat bahwa pemerintah AS terlalu cepat menilai rezim Suriah benar-benar memakai senjata kimia. AS belum memberikan bukti yang mendukung klaimnya bahwa rezim Presiden Assad Bashard telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyat Suriah.
"Sama seperti dengan 'senjata pemusnah massal,' hanya untuk membenarkan perang lain," kata demonstran.
Demonstran yang berbaris dekat Kantor Pusat Rekrutmen Angkatan Bersenjata AS, beberapa membawa bendera Suriah, sambil meneriakkan "Hands off Suriah" dan "Kita membutuhkan pekerjaan. Kita perlu ketenangan. AS keluar dari Timur Tengah."
Di hari yang sama demonstrasi anti-perang di AS juga dilakukan di beberapa kota besar lain seperti Washington, Los Angeles, Chicago, dan Dearborn, Mich.
Sebelumnya di Inggris pada hari Rabu (28/8) menjelang sidang parlemen penentuan keikutsertaan Inggris dalam aksi militer di Suriah, ratusan orang dengan membawa plakat dengan slogan-slogan seperti " Hands off Suriah " dan "Cut War, bukan kesejahteraan", berunjukrasa di seberang pintu masuk ke Downing Street London, menolak aksi militer Inggris di Suriah.
Rencananya besok Sabtu (31/8) sekitar 5.000 orang akan berbaris dari Embankment ke Trafalgar Square melalui Downing Street untuk melanjutkan protes aksi militer ke Suriah, kata Ian Chamberlain, juru bicara kelompok Stop the War Coalition.
Diperkirakan 1.400 orang tewas dan ribuan terluka dalam serangan gas beracun pada Rabu (21/8), kata pemimpin oposisi Suriah Ahmad al-Jarba. Sementara Presiden Assad menuduh serangan dengan senjata kimia itu dilakukan oleh pihak oposisi. (bbc.co.uk/cbs.com)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...