Warga AS Jarang Pakai Senjata Api
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Senjata api pribadi di Amerika Serikat ternyata jarang digunakan untuk membela diri. Kelompok advokasi kontrol senjata mengungkapkan hal tersebut , Rabu (17/6).
Dalam sebuah analisis pada data FBI dan data pemerintahan federal lain, Pusat Kebijakan terhadap Tindak Kekerasan (Violence Policy Center /VPC) mengatakan, warga AS cenderung tidak melukai diri sendiri atau orang lain saat memegang senjata mematikan.
Pada 2012, mereka menyebutkan bahwa hanya ada 259 laporan untuk kasus justifiable homicides (istilah untuk kasus pembunuhan yang dibenarkan oleh negara seperti, orang yang membunuh perampok karena mempertahankan rumahnya) yang melibatkan warga sipil biasa. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kasus pembunuhan kriminal dengan menggunakan senjata yang mencapai 8.342.
Dengan kata lain, perbandingannya adalah, untuk satu kali kasus pembunuhan justifiable homicides sebanding dengan 32 kasus pembunuhan pidana yang dilakukan dengan senjata. Data itu belum termasuk puluhan ribu kasus pembunuhan yang terkait dengan senjata dan penembakan yang tidak disengaja.
National Rifle Association (NRA) berpendapat bahwa senjata penting untuk membela diri.
“Namun propaganda industri senjata ini tidak memiliki dasar fakta,” kata Direktur Eksekutif VPC, Josh Sugarmann, di Washington.
“Pada kenyataannya, di sebuah negara dengan lebih dari 300 juta senjata api, cukup mengejutkan bahwa ternyata senjata jarang digunakan dalam membela diri,” ujar dia menambahkan. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...