Warga AS Masuki Korut Secara Ilegal, Ternyata Bipolar
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Seorang pria warga negara Amerika Serikat (AS) yang secara ilegal memasuki Korea Utara (Korut), kemudian mengadakan konferensi pers di Pyongyang, pada Minggu (14/12) untuk menyampaikan pernyataan sekitar 4.000 kata caci maki terhadap kebijakan dalam dan luar negeri Korea Utara, ternyata diketahui menderita gangguan bipolar.
Laki-laki itu mengaku bernama Arturo Pierre Martinez (29), dari kota perbatasan AS El Paso, Texas. Sementara itu, ibu dari laki-laki tersebut, Patricia Eugenia Martinez yang ditemui saluran berita televisi CNN, mengungkapkan bahwa anaknya itu bipolar, dan sebelumnya juga pernah berusaha masuk ke Korea Utara dari sisi Korea Selatan.
“Dia memang sangat cerdas, pernah masuk pengadilan dan akhirnya dibebaskan. Tetapi setelah bebas bukannya pulang ke rumah dan menemui keluarganya, dia malah membeli tiket dan berangkat ke Tiongkok,” ucap Patricia Eugenia Martinez.
“Dalam konferensi pers di ibukota Korea Utara, Arturo Martinez mengatakan ia telah menempuh perjalanan berisiko untuk mencapai Korut, sehingga ia bisa menyampaikan beberapa informasi yang sangat penting bagi dia, padahal itu mengganggu,” kata kantor berita KCNA Korea Utara pada Minggu.
Martinez diketahui juga pernah mengkritik keras pemerintah AS dalam hal hak asasi manusia dan kebijakan negara, baik di dalam maupun di luar negeri. Arturo Martinez pun menuduh AS menggunakan perangkat ultrasound untuk menyadap suara, juga menuduh CIA menjual kokain. Martinez kemudian mengatakan ia akan mencari suaka politik di Venezuela.
Pernyataan pria itu disampaikan di Istana Kebudayaan Rakyat, tempat yang digunakan untuk upacara penandatanganan resmi antara Korea Utara dengan negara-negara lain, serta untuk konferensi pers dalam merangkul kembali pembelot Korea Utara.
Sebelumnya pada bulan September, media Korea Selatan melaporkan bahwa seorang laki-laki berusia 20-an akhir (Arturo martinez, Red) âditangkap oleh marinir Korea Selatan karena berenang di sungai yang mengarah ke Korea Utara. Laki-laki itu mencoba pergi ke Korea Utara untuk menemui pemimpinnya.
Namun laporan tersebut tidak menjelaskan secara detail bagaimana atau mengapa Martinez masuk Korea Utara. Namun CNN sempat melihat sebuah pernyataan Korea Utara yang mengatakan Martinez memasuki Korut dua hari setelah pejabat intelijen AS, James Clapper tiba di Pyongyang untuk menegosiasikan pembebasan warga AS yang ditahan Korut, yakni Matthew Miller dan Kenneth Bae.
Miller dan Bae telah menjalani hukuman kerja paksa di Korea Utara karena melanggar hukum setempat, namun sudah dibebaskan pada bulan November. Kemudian warga AS ketiga yang ditahan, Jeffrey Fowle, telah dibebaskan pada Oktober.
“Saya sangat berterima kasih karena telah dibebaskan dari hukuman dan terima kasih kepada pihak berwenang atas keramahannya, serta segala bantuan yang diberikan kepada saya sampai bisa tinggal di hotel bagus dan mengucapkan,” kata Martinez dalam pernyataan resminya. (huffingtonpost.com/rt.com)
Baca juga:
- Berupaya Berenang Menyeberang ke Korut, Pria AS Ditangkap
- Tahanan Korea Utara Tiba di Kota Asal
- Korea Utara Hukum Warga AS 6 Tahun Kerja Paksa
- Turis AS Ditahan Korut Dituduh Tinggalkan Alkitab di Toilet
- Korea Utara akan Adili Dua Warga AS
- Seorang Warga Amerika Ingin Jadi Snowden Kedua
- Kisah Kekristenan di Korea Utara
- Korea Utara Tahan Misionaris Australia
- Usai Jalani Perawatan, Misionaris AS Kembali ke Kamp Kerja Paksa Korut
- Istri Veteran AS Imbau Korea Utara Bebaskan Suaminya
- Dennis Rodman Serukan Kim Jong-Un Bebaskan Kenneth Bae
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...