Warga Indonesia Cari Dukungan dalam Video ISIS
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekelompok warga Indonesia muncul dalam sebuah video yang dirilis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mencari dukungan umat Muslim di Indonesia dan bergabung dengan kelompok mereka.
Video berdurasi delapan menit tersebut dipublikasi oleh ISIS di internet dengan judul "Ayo Bergabung". Video itu menyerukan kewajiban bagi umat Muslim untuk bergabung dan menyatakan dukungan bagi kelompok tersebut.
Dalam video itu, seorang sosok yang disebutkan bernama Abu Muhammad al-Indonesi tampil dengan semangat untuk meminta dukungan warga Indonesia lainnya bagi perjuangan ISIS.
"Mari berusaha sekuat-kuatnya, baik secara fisik maupun materi, untuk hijrah ke Negara Islam (ISIS) ini," ucap Abu Muhammad, seperti dikutip dari abc.net.au.
"Ini merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah," Abu Muhammad menambahkan.
Abu Muhammad mempertanyakan umat Muslim yang hidup di negara-negara Barat, dan mendorong mereka untuk menumbuhkan motivasi melakukan jihad.
"Apakah istrimu telah menjadi alasan yang menghalangimu melakukan jihad?" tanya dia. "Apakah rumahmu, usaha, dan kekayaanmu lebih kamu cintai dibandingkan cinta kepada Allah, Rasul, dan jihad?" lanjut Abu Muhammad.
Ini merupakan video terbaru setelah sebelumnya dua warga Australia juga tampil dalam video serupa yang dirilis ISIS bulan lalu.
Indonesia Potensi Kuat
Pakar keamanan dan ahli Indonesia dari Universitas Monash, Australia, Profesor Greg Barton mengatakan kelompok ISIS melihat potensi kuatnya dukungan dari warga Indonesia.
"ISIS menyasar langsung warga Indonesia dalam video ini sebab mereka memiliki potensi pendukung," ucap dia.
"Jumlah warga Indonesia yang telah bergabung sangat besar, dan ISIS melihat potensinya lebih banyak lagi," Prof Barton menambahkan.
Pekan lalu, Abu Bakar Baasyir telah menyatakan dukungannya bagi kelompok ISIS ini.
Pemerintah Indonesia saat ini menerapkan program deradikalisasi di penjara-penjara yang menampung para pelaku serangan teroris, termasuk para terpidana bom Bali.
Namun menurut Prof Barton, program deradikalisasi itu masih dalam tahap percontohan. "Tak ada program yang sistematis dan pedoman jelas mengenai apa yang harus dilakukan terkait deradikalisasi ini," katanya.
Momen Bagi Australia-Indonesia
Kelompok garis keras beraliran Sunni mendeklarasikan ISIS awal bulan ini setelah berhasil merebut sejumlah wilayah di Irak dan Suriah. ISIS menyatakan Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pemimpinnya.
Beberapa video perekrutan yang dirilis ISIS sebelumnya juga menampilkan warga asal Jerman, Kanada, dan Cile.
Menurut Prof Barton, kini Pemerintah Australia perlu serius membantu Indonesia menangani hal ini.
"Saat yang tepat bagi Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia, berdasarkan pengalaman Australia sendiri dalam meredam arus orang yang pergi bergabung ke wilayah konflik di Timur Tengah," kata Prof Barton.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...