Warga Israel Pilih Lagi Netanyahu karena Program Vaksinasi
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Warga Israel pada Selasa (23/3) mulai mengikuti pemungutan suara tentang kelangsungan jabatan politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pemilihan keempat dalam dua tahun.
Pemimpin veteran Israel itu berharap perannya dalam program vaksin COVID-19 yang cepat akan memperpanjang masa jabatannya lagi.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa masih belum dapat diprediksi siapa yang akan memenangkan perlombaan politik tersebut.
Netanyahu (71 tahun), yang diadili atas tuduhan korupsi yang dia bantah, adalah kepala pemerintahan terlama di Israel.
Sejak 2009, ia telah memimpin negara yang terpolarisasi secara politik di mana para pendukung memujinya sebagai "Raja Bibi" dan para penentang memanggilnya "menteri kejahatan".
Jajak pendapat menunjukkan peningkatan suara untuk partai sayap kanan Netanyahu -- Likud -- pada hari-hari terakhir kampanye. Hal itu memberikan calon koalisi partai-partai Yahudi konservatif dan ultra-Ortodoks sekitar 60 kursi dari total 120 kursi anggota parlemen.
Hasil jajak pendapat itu juga menunjukkan bahwa aliansi yang mungkin terjadi -- tetapi lebih ke arah tidak mungkin -- di antara partai-partai sayap kanan, tengah dan sayap kiri yang menentang pemerintah yang dipimpin Netanyahu juga gagal mencapai suara mayoritas untuk berkuasa di badan legislatif, tetapi masih bisa menjangkau kekuasaan.
Tempat-tempat pemungutan suara (TPS) dibuka pada pukul 07.00 pagi dan akan ditutup pada pukul 10.00 malam (waktu setempat) saat jajak pendapat dapat menunjukkan tren dalam pemungutan suara, walaupun tidak dapat memperkirakan pemenang yang jelas.
Yair Lapid, mantan menteri keuangan yang mengepalai partai sentris Yesh Atid, telah muncul sebagai penantang utama Netanyahu.
Tidak ada satu partai pun yang pernah mengumpulkan cukup suara untuk mayoritas parlemen dalam pemilihan Israel. Hasil pada malam pemilihan mungkin hanya menjadi titik awal, dengan pemenang akhir akan ditentukan dalam perundingan-perundingan rahasia koalisi.
Kritikus menuduh Netanyahu melaksanakan pemilihan umum baru untuk kepentingan pribadi, dengan harapan mendapatkan dukungan yang cukup di parlemen untuk memungkinkan membuat undang-undang untuk membatalkan proses hukum terhadapnya.
Netanyahu telah membantah tuduhan tersebut, dan juga membantah tentang keterlibatan pribadi apa pun dalam langkah-langkah prospektif untuk kekebalan terhadap hukum. Namun, dia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa para sekutunya akan melakukan langkah tersebut.
Dalam perjalanan kampanyenya, Netanyahu telah menyoroti perannya dalam mengamankan jutaan dosis vaksin dari Pfizer Inc dan mengubah Israel menjadi apa yang ia sebut sebagai "bangsa vaksinasi".
Sekitar setengah dari warga Israel telah diinokulasi dengan kecepatan yang menarik pujian internasional untuk Netanyahu serta seruan kepada Israel untuk berupaya lebih banyak untuk memastikan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza juga dapat menerima vaksin.
Peluncuran vaksin cepat Israel memungkinkannya membuka kembali sebagian besar ekonominya sebelum pemilihan umum.
Dalam unggahan video di Twitter tentang kunjungannya ke rumah sakit di Yerusalem pada Senin (22/3), Netanyahu menulis: "Hari ini kami adalah bangsa yang pertama di dunia yang hidup kembali dan tersenyum lagi."
Pemerintahan Netanyahu saat ini, yang merupakan aliansi pembagian kekuasaan dengan Menteri Pertahanan Benny Gantz, runtuh pada Desember lalu, yakni sekitar tujuh bulan setelah didirikan.
Partai Biru dan Putih pendukung Benny Gantz diperkirakan akan kesulitan meraih suara yang cukup untuk masuk ke parlemen, setelah Gantz membuat marah banyak pendukungnya dengan mengingkari janji untuk tidak menjabat di bawah kepemimpinan perdana menteri Netanyahu yang sedang menghadapi dakwaan. (Reuters)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...