Loading...
FOTO
Penulis: Elvis Sendouw 15:27 WIB | Rabu, 02 Oktober 2013

Warga Mengais Sisa Kebakaran Kelapa Gading

Warga Mengais Sisa Kebakaran Kelapa Gading
Dua orang anak korban kebakaran membawa barang sisa yang diungsikan ke tempat tenda penampungan. (Foto-foto: Elvis Sendouw)
Warga Mengais Sisa Kebakaran Kelapa Gading
Warga saat mengais barang sisa kebakaran.
Warga Mengais Sisa Kebakaran Kelapa Gading
Seorang warga saat mengais barang sisa kebakaran.
Warga Mengais Sisa Kebakaran Kelapa Gading
Sejumlah anak-anak saat bermain diantara runtuhan rumah yang terbakar.
Warga Mengais Sisa Kebakaran Kelapa Gading
Aktivitas warga di tenda pengungsian sementara.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ratusan korban kebakaran yang melanda tiga RT di wilayah Kelapa Gading Jakarta hari ini (2/10) terpaksa mendirikan tenda darurat sebagai tempat pengungsian di area sekitar rumah mereka yang terbakar.

Sebagian warga juga masih ada yang mengais barang-barang mereka yang sekiranya masih dapat digunakan. Kebakaran yang melanda pada Selasa (1/10) dini hari diperkirakan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.

Kebakaran hebat melanda kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara dinihari kemarin. Api diduga dari korsleting listrik di satu rumah di Jalan Boulevard RT 07 RW 013, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Akibatnya diperkirakan 1.000 rumah semi permanen hangus terbakar yang dihuni sekitar 1.325 keluarga.

Api diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik di rumah milik Sahwi (50) pukul 03.15. Api kemudian membesar dan melalap ratusan bangunan dan padam sekitar pukul 07.30.

Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, tetapi kerugian materiil ditaksir mencapai lebih dari Rp 2 miliar. Mayoritas dari sekitar 5.300 warga yang menghuni areal seluas sekitar 5 hektar itu mengungsi ke tenda-tenda yang dibangun Pemerintah Kota Jakarta Utara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Palang Merah Indonesia, Polri, TNI, dan pihak swasta. Sejumlah keluarga menumpuk pakaian dan barang yang selamat dari jilatan api di tepi Jalan Inspeksi Kali Sunter. Sebagian bertahan di hunian yang rusak ringan dan mengungsi ke rumah saudara atau teman.

Hingga Rabu siang, pengungsi masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Mereka mengantre bantuan yang terus mengalir dari instansi pemerintah, individu, dan perusahaan swasta sejak kemarin siang. Bantuan antara lain berupa makanan, minuman, pakaian, dan kebutuhan bayi.

Menurut sejumlah warga, kejadian ini merupakan yang kedua sejak tahun 2000. Kebakaran besar yang menghanguskan ratusan bangunan melanda lokasi itu pada 2002. Namun, warga kembali dan mendirikan hunian lagi di lahan yang terletak di sisi timur Jalan Yos Sudarso tersebut.

Sebelumnya, Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara Nurdin Silalahi mengatakan, api padam pada pukul 07.30 setelah 33 unit pemadam dikerahkan ke lokasi. Pemadaman terkendala oleh lalu lalang warga, sempitnya gang masuk ke permukiman, dan material bangunan yang mudah terbakar api.

Kepala Polsek Metro Kelapa Gading Komisaris Sutriyono menambahkan, kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran. Api diduga berasal dari korsleting listrik di salah satu rumah warga. "Petugas Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik) Polri telah turun ke lokasi untuk penyelidikan," ujarnya.

Untuk memadamkan api, petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara mengerahkan 33 unit mobil pemadam. 26 unit dari Sudin Damkar Jakut sedangkan tujuh unit dari Dinas Damkar DKI.

"Kami mendapat laporan sekira pukul 03.15 WIB," terang Purus petugas operator Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara.

Pengungsi Memerlukan Bantuan

Warga korban kebakaran memanfaatkan kamar mandi di basement mal Artha Gading untuk bersih-bersih. Sebagian lainnya memilih  pulang ke rumah untuk mandi. Hingga kini sejumlah bantuan terus berdatangan. Warga korban kebakaran masih memerlukan makanan siap saji dan air mineral, kasur, selimut, tikar atau karpet, dan semua kebutuhan untuk bayi. Warga juga masih memerlukan pakaian layak pakai, seragam sekolah dan buku-buku pelajaran untuk anak-anak.

PLN Tidak Mematuhi Instruksi Gubernur

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama mengungkapkan, selama ini Perusahaan Listirk Negara (PLN) tidak pernah menaati Instruksi Gubernur tentang larangan pemasangan listrik pada rumah yang tidak punya dokumen Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Ini mengakibatkan terjadi korsleting karena jaringan kabelnya tidak sesuai standar.

"Kami sudah membuat surat. Sebenarnya, sudah ada Instruksi Gubernur sejak masa Gubernur Fauzi Bowo. PLN tidak menanggapi. Karena prinsip PLN, yang ngajuin, bayar, lalu dikasih. Padahal PLN hanya bertanggung jawab hanya sampai depan rumah. Itu masalahnya PLN," kata Ahok di Jakarta, Rabu (2/10).

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home