Warga Mosul Takut Kelaparan dan Musim Dingin
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Hampir satu pekan lebih satu juta warga Mosul di kawasan-kawasan kota itu yang dikuasai kelompok ISIS dilaporkan ketakutan menghadapi kelangkaan makanan dan bahan bakar dan ancaman permulaan hujan serta cuaca dingin.
Tentara Irak yang melancarkan ofensif selama enam pekan melawan para militan yang menguasai Mosul telah bergerak maju ke distrik-distrik di bagian timur kota, sementara pasukan lainnya telah menutup kawasan-kawasan dekat bagian selatan utara dan selatan Mosul dan selama 10 hari lalu memblokade jalan ke arah barat, demikian laporan Reuters, Sabtu (3/12).
Tapi, gerak maju mereka terhalang oleh gelombang serangan balasan dari milisi ISIS yang telah menguasai kota itu sejak pertengahan 2014 dan membangun jejaring terowongan sebagai persiapan untuk pertahanan mereka di kota terbesar di bagian utara Irak.
Kemajuan lambat berarti pasukan Irak dan pasukan-pasukan lainnya harus melewati musim dingin, dan telah mengundang peringatan dari kelompok-kelompok bantuan bahwa warga sipil menghadapi kepungan sepenuhnya dalam beberapa bulan mendatang.
Seorang pedagang di Mosul, yang berbicara lewat telepon, mengatakan bahwa kota itu menghadapi kelangkaan pasokan makanan dan bahan bakar sejak Minggu.
Kendati para militan berusaha menjaga agar harga-harga stabil, dan penangkapan puluhan penjaga toko pekan lalu yang dituding menaikkan harga, pedagang itu mengakatan harga makanan menjadi lebih mahal dan harga bahan bakar tiga kali lipat.
"Kami hidup di bawah kepungan yang nyata selama sepekan," kata satu warga di Mosul Barat, beberpa kilometer dari daerah-daerah di garis depan di tepi barat Sungai Tigris.
Ia menimpali, "Dua hari lalu pasokan pembangkit listrik berhenti bekerja karena kekurangan bahan bakar. Air diputus dan harga-harga makanan telah naik dan suhu udara sangat dingin. Kami takut hari-hari ke depan akan lebih buruk".
Pipa yang memasok air ke sekitar 650.000 orang di Mosul rusak akibat pertempuran pekan ini antara tentara dan milisi ISIS. Seorang pejabat lokal mengatakan jaringan itu tak dapat diperbaiki karena kerusakan berada di sebuah kawasan yang masih diperebutkan.
Kondisi musim dingin juga akan melanda hampir 80.000 orang yang didata oleh PBB sebagai orang-orang terlantar sejak dimulainya perang di Mosul. Jumlah itu tidak termasuk ribuan orang lagi yang dipaksa pindah oleh ISIS atau menyelamatkan diri menghindari pertempuran masuk ke wilayah yang berada di bawah penguasaannya. (Ant/Reuters)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...