Warga Mulai Kunjungi Objek Wisata Botudidingga Gorontalo
GORONTALO, SATUHARAPAN.COM - Objek wisata Pantai Botudidingga di Desa Dambalo, Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, mulai dikunjungi warga sejak dibuka di era normal baru.
"Kami tidak membatasi jumlah pengunjung yang datang, namun memberlakukan protokol kesehatan bagi setiap wisatawan yang masuk di era normal baru ini," ungkap kepala Desa Dambalo, Haris Tuina, di Gorontalo, Sabtu (20/6).
Objek wisata pantai yang mengandalkan keindahan susunan batu alam berwarna hitam di tepi pantai, serta dermaga panjang yang menghubungkan tepi pantai dengan restoran terapung tersebut, dikelola langsung Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dambalo.
Haris mengatakan, di normal baru, setiap pengunjung yang datang wajib memakai masker, melewati pos pemeriksaan suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan, serta mematuhi imbauan jaga jarak.
Tarif masuk katanya berlaku harga normal seperti sebelum pandemi COVID-19, termasuk harga sewa gazebo laut dan darat.
"Kami tidak memberlakukan potongan harga, mengingat tarif yang ada memang tergolong murah alias terjangkau bagi wisatawan. Tarif masuk satu orang Rp3.000, harga sewa cottage Rp500 ribu/hari dan gazebo terapung Rp25 ribu/hari," ungkapnya.
Sejak dibuka kembali pada Senin, 15 Juni 2020, mulai ada wisatawan yang berkunjung di Botudidingga, namun masih didominasi wisatawan lokal dan beberapa datang dari wilayah kabupaten lainnya di Provinsi Gorontalo.
Pihaknya berharap, katanya, kunjungan wisatawan ke pantai Botudidingga akan kembali normal di normal baru, apalagi keindahan matahari terbenam atau "sunset" yang terlihat seolah terbenam di belakang pulau Saronde dan Bugisa, bisa dinikmati dari restoran terapung Botudidingga.
Restoran itu menyajikan kuliner khas Gorontalo, seperti nasi jagung dengan lauk ikan bakar dabu-dabu, jagung siram 'binte biluhuta' hingga gorengan pisang dan sajian minuman seperti kopi, teh dan lain-lain.
"Soal harga dipastikan ramah dikantong," ucap Haris.
Bumdes pun menyiapkan wahana tempat memancing apung yang bisa dinikmati satu kali 24 jam, juga 'banana boat' dengan harga sewa Rp15 ribu/orang, sewa perahu untuk mengelilingi pantai, semuanya dapat dinikmati di objek wisata itu.
Sebelum pandemi COVID-19, pendapatan di objek wisata tersebut berkisar Rp10 juta/minggu, di luar biaya listrik dan perawatan fasilitas yang ada.
Ia mengatakan, setelah tiga bulan tidak menerima pengunjung, diharapkan objek wisata yang mudah diakses dari lintas utama Sulawesi tersebut, dapat kembali ramai dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah COVID-19. (Ant)
Israel dan Hamas Hampir Mencapai Kesepakatan Gencatan Senjat...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Israel dan Hamas tampaknya hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata yang ...