Warga Singapura Antre 10 Jam Melayat Lee Kuan Yew
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Warga Singapura masih tetap menyimpan harap untuk dapat melihat sekilas peti mati Lee Kuan Yew, bapak pendiri negara kota itu untuk terakhir kalinya, meskipun antrean sudah memanjang dalam ukuran kilometer dan harus menunggu sampai 10 jam untuk bisa tiba di depan peti.
Pemerintah Singapura hari ini (27/3) mengeluarkan pernyataan yang menyarankan dengan sangat agar masyarakat tidak lagi bergabung dalam antrean. Mereka dianjurkan memberikan penghormatan pada tempat-tempat yang sudah di sediakan di berbagai lokasi di negara itu.
Kematian Lee pada usia 91 pada hari Senin (23/3) telah memicu kesedihan di seluruh Singapura. Menurut informasi pemerintah, sampai hari Jumat pagi, sekitar 230 ribu orang telah melihat peti mati pemimpin yang berkuasa selama tiga dekade lebih itu yang disemayamkan di Gedung Parlemen.
Antrean beberapa kilometer dimulai di Padang, sebuah lapangan terbuka di pusat kota Singapura, melintasi taman dan mengular sepanjang Singapore River ke Gedung Parlemen.
Tenda-tenda didirikan untuk memberikan keteduhan bagi anggota masyarakat yang antre, karena mereka berdiri dalam antrean untuk memberi penghormatan bagi tokoh membawa Singapura menjadi negara maju dari sebelumnya sebuah pulau miskin dan terkebelakang.
"Saya tidak takut menunggu," kata Idy Leong, 44 tahun. "Bahkan menunggu 8 jam saya masih mau. Sepuluh jam juga akan saya tunggu," kata dia, sebagaimana dikutip oleh kantor berita AP.
Sejumlah pemimpin dan mantan pemimpin negara diharapkan akan hadir dalam pemakamannya pada hari Minggu nanti. Presiden Joko Widodo, Perdana Menteri jepang, Shinzo Abe dan mantan Presiden Bill Clinton, diantaranya.
Iring-iringan jenazah akan mengambil perjalanan sepanjang 15 kilometer di sekitar landmark utama di kota, sebelum mencapai National University of Singapore untuk upacara pemakaman.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...