Warga Timor Leste Berikan Suara Pemilihan Presiden Putaran Kedua
DILI, SATUHARAPAN.COM-Para pemilih di Timor Leste memilih presiden dalam pemungutan suara hari Selasa (19/4) antara mantan pejuang kemerdekaan yang telah saling menyalahkan selama bertahun-tahun kelumpuhan politik.
Peraih Nobel Perdamaian, Jose Ramos-Horta, memimpin dalam putaran pertama pemilihan tetapi gagal melebihi 50% suara dan menghindari putaran kedua. Ramos-Horta menerima 46,6%, Presiden petahana Francisco "Lu Olo" Guterres memenangkan 22,1% dan 14 kandidat lainnya membagi sisa suara dalam pemilihan pada 19 Maret.
Ramos-Horta, 72 tahun, dan Guterres, 67 tahun, adalah tokoh perlawanan selama Timor Leste (Timor Timur) sebagai provinsi ke-27 Indonesia. Lebih dari 76% suara bulan lalu diberikan kepada tokoh-tokoh era perlawanan, menunjukkan betapa mereka mendominasi politik setelah dua decade, meskipun suara-suara yang lebih muda muncul.
Pemenang putaran kedua mereka mulai menjabat pada 20 Mei, bertepatan peringatan 20 tahun pemulihan kemerdekaan Timor Timur.
“Saya mengimbau masyarakat untuk menerima apapun hasil pemilu ini dengan bijaksana,” kata Guterres kepada wartawan saat memberikan suara di Dili, ibu kota.
Ramos-Horta, presiden Timor Leste dari 2007 hingga 2012, dan Guterres, telah saling menyalahkan selama bertahun-tahun kelumpuhan politik.
Pada tahun 2018, Guterres menolak untuk mengambil sumpah sembilan calon Kabinet dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Timur, yang dikenal sebagai CNRT, sebuah partai yang dipimpin oleh mantan perdana menteri dan pemimpin kemerdekaan, Xanana Gusmao, yang mendukung pencalonan Ramos-Horta sebagai presiden.
Guterres berasal dari Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka, yang dikenal dengan akronim local Fretilin, yang telah memimpin perlawanan terhadap pemerintahan Indonesia.
Fretilin mengatakan Ramos-Horta tidak layak menjadi presiden, menuduhnya menyebabkan krisis sebagai perdana menteri pada tahun 2006, ketika puluhan orang terbunuh ketika persaingan politik berubah menjadi konflik terbuka di jalan-jalan Dili.
Kebuntuan terakhir menyebabkan pengunduran diri Perdana Menteri Taur Matan Ruak pada Februari 2020. Namun dia setuju untuk tetap menjabat sampai pemerintahan baru terbentuk dan untuk mengawasi respons terhadap pandemi virus corona. Pemerintahannya telah beroperasi tanpa anggaran tahunan dan mengandalkan suntikan bulanan dari simpanan dana negaranya, yang disebut Dana Perminyakan.
Selama kampanyenya, Ramos-Horta menyatakan dia akan mengadakan pemilihan parlemen dini jika mayoritas baru, yang berbasis di CNRT, tidak dapat dinegosiasikan di antara partai-partai di parlemen saat ini. Banyak yang khawatir bahwa mengadakan pemilu lebih awal akan mengobarkan ketegangan antar partai.
Pimpinan komando Ramos-Horta di babak pertama mungkin masih melemahkan aliansi yang berkuasa saat ini, Fretilin, Partai Pembebasan Rakyat atau PLP, dan Khunto, dalam mendukung pada Guterres. Partai PLP pimpinan Ruak dan partai Khunto yang berbasis di pedesaan, telah secara terbuka berkomitmen untuk melanjutkan aliansi mereka dengan Fretilin hingga pemilihan parlemen 2023 jatuh tempo.
Ramos-Horta, setelah memberikan suaranya di Dili, mengatakan orang-orang terlalu lelah dengan perseteruan politik, yang menurutnya telah menyebabkan pengabaian masalah sosial dan ekonomi serta melonjaknya harga pangan. “Masyarakat Timor Leste menginginkan pemimpin baru untuk menyelesaikan masalah ekonomi di negara ini,” katanya.
Dia berjanji untuk mengurangi kemiskinan, menyediakan layanan kesehatan bagi ibu dan anak-anak dan menciptakan lebih banyak pekerjaan jika dia terpilih, dan berjanji untuk membangun komunikasi dengan partai-partai yang memerintah untuk memulihkan mandat konstitusional dan untuk mencegah penurunan ekonomi yang lebih parah.
Ia juga mengatakan akan mendorong Timor Timur untuk bergabung dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam dua tahun ke depan. "Ini adalah masalah yang sangat penting bagi kami dan saya akan menjaga kontak diplomatik dengan para pemimpin ASEAN untuk mewujudkannya," katanya kepada wartawan. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...