Wartawan Boikot Jumpa Pers Pimpinan KPK
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Puluhan wartawan yang biasa meliput di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memboikot pimpinan KPK yang akan menggelar konferensi pers terkait pemeriksaan Wakil Presiden Boediono dalam penyidikan kasus pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.
Mereka memprotes sikap tertutup KPK dalam memeriksa Boediono yang diduga banyak mengetahui korupsi di kasus Bank Century. "Saya minta teman-teman meletakkan semua alat rekaman, foto, dan kamera dan kita sama-sama keluar, karena KPK sudah bersikap diskriminasi terhadap media," kata seorang wartawan di ruangan konferensi pers KPK, pada Senin sore (25/11).
Aksi boikot terjadi saat pimpinan KPK akan menjelaskan soal pemeriksaan Boediono pada Sabtu yang lalu (23/11). Hadir dalam konferensi pers tersebut Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, Juru Bicara KPK Johan Budi, dan Deputi Penindakan dan Pelaksana Tugas Direktur Penyidikan, Warih Sadono.
Namun, sebelum Pimpinan KPK menjelaskan soal Boediono, para wartawan memboikot mereka. Para wartawan menyatakan kecewa dengan sikap tertutup petinggi komisi antikorupsi tersebut. "Pimpinan kenapa tetap diam sedangkan pemeriksaan itu tetap terjadi. Kenapa Pimpinan merahasiakan. Ada apa?," protes seorang perempuan saat itu.
Menurut dia, jika pimpinan KPK sekadar ingin menjelaskan tentang pemeriksaan Boediono, maka hal itu terbilang sudah terlambat mengingat kejadian terjadi dua hari sebelumnya.
"KPK semakin tergerus soal transparansi dan independensinya mendekati tahun politik. Apa bedanya seorang JK dan Boediono, yang beda cuma yang satu darah biru dan yang satu lagi darah kotor," ujar seorang perwakilan wartawan dengan suara lantang.
Tidak Transparan
Melihat reaksi wartawan yang sepertinya tak disangka-sangka, Bambang Widjojanto, Abraham Samad, dan Johan Budi terkejut. Wajah mereka terlihat pucat namun mereka berusaha tersenyum menyembunyikan rasa itu.
Seorang perwakilan wartawan lainnya menimpali, bahwa pihak KPK semakin tidak transparan dan tidak independen mendekati tahun politik 2014. Setelah menyampaikan aspirasinya, satu per satu awak media meninggalkan ruang jumpa pers.
Abraham Samad dan Bambang Widjojanto hanya bisa tersenyum menyaksikan insan pers melakukan aksi boikot tersebut. Selanjutnya, mereka juga meninggalkan ruang jumpa pers.
Sebelumnya, Wakil Presiden Boediono diperiksa KPK, Sabtu 23 November di Istana Wakil Presiden. Namun, berita pemeriksaan Boediono sempat memancing isu tak sedap. KPK mendadak begitu tertutup dalam memberi informasi soal detail pemeriksaan mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut. Konfirmasi justru datang dari Boediono langsung yang membenarkan telah diperiksa terkait kasus Century pada hari itu.
"Fokus pemeriksaan pada FPJP, pertanyaan banyak dan saya jawab setuntas mungkin dari awal sampai masa setelah bailout. Ini ada rincian pertanyaan, saya jelaskan secara tuntas," kata Boediono dalam konfrensi pers di kantornya saat itu.
Tanggapan KPK
Sementara itu, pihak KPK menyatakan menghormati aksi boikot para wartawan sejumlah media massa dalam jumpa pers pimpinan KPK tentang pemeriksaan Wakil Presiden yang terjadi di kantor KPK.
"Saya kira kami menghormati itu ya. Itu hak teman-teman (wartawan) untuk memboikot konpres (konferensi pers) pimpinan KPK," kata juru bicara KPK, Johan Budi SP di kantornya.
Johan Budi berharap para wartawan juga menghormati keputusan pimpinan KPK yang kemudian meninggalkan ruangan jumpa pers. Hal itu disampaikan karena ada beberapa wartawan yang tidak melakukan aksi boikot itu dan tetap menginginkan jumpa pers dilaksanakan.
"Tapi, teman-teman juga harus menghormati sikap pimpinan KPK yang meninggalkan konpres ketika teman-teman juga meninggalkan tempat. Masa (pimpinan KPK) mau melakukan konpres dengan tembok? Kan enggak," kata jubir KPK.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...