Wartawan “Reuters” Tewas di Afghanistan
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Wartawan Reuters, Danish Siddiqui, tewas pada hari Jumat (16/7) ketika meliput bentrokan antara pasukan keamanan Afghanistan dan pejuang Taliban di dekat perbatasan dengan Pakistan, kata seorang komandan Afghanistan.
Pasukan khusus Afghanistan berjuang untuk merebut kembali area pasar utama Spin Boldak ketika Siddiqui dan seorang perwira senior Afghanistan tewas dalam baku tembak dengan Taliban, kata pejabat itu kepada Reuters.
Siddiqui telah ditempatkan sebagai jurnalis sejak awal pekan ini dengan pasukan khusus Afghanistan yang berbasis di Provinsi Kandahar dan telah melaporkan pertempuran antara pasukan komando Afghanistan dan pejuang Taliban.
"Kami segera mencari lebih banyak informasi, bekerja sama dengan pihak berwenang di kawasan itu," kata Presiden Reuters, Michael Friedenberg, dan Pemimpin Redaksi, Alessandra Galloni, dalam sebuah pernyataan.
"Danish adalah jurnalis yang luar biasa, suami dan ayah yang setia, dan kolega yang sangat dicintai. Pikiran kami bersama keluarganya pada saat yang mengerikan ini."
Siddiqui mengatakan kepada Reuters bahwa dia telah terluka di lengan oleh pecahan peluru sebelumnya pada hari Jumat saat melaporkan bentrokan tersebut. Dia dirawat dan telah pulih ketika pejuang Taliban mundur dari pertempuran di Spin Boldak.
Siddiqui sedang berbicara dengan penjaga toko ketika Taliban menyerang lagi, kata komandan Afghanistan.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen rincian pertempuran baru yang dijelaskan oleh pejabat militer Afghanistan, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya sebelum Kementerian Pertahanan Afghanistan membuat pernyataan.
Siddiqui adalah bagian dari tim fotografi Reuters untuk memenangkan Penghargaan Pulitzer 2018 untuk Fotografi Fitur karena mendokumentasikan krisis pengungsi Rohingya.
Dia menjadi fotografer Reuters sejak 2010, pekerjaan Siddiqui meliput perang di Afghanistan dan Irak, krisis pengungsi Rohingya, protes Hong Kong dan gempa Nepal.
Pejuang Taliban telah merebut daerah perbatasan pada hari Rabu, penyeberangan terbesar kedua di perbatasan dengan Pakistan dan salah satu tujuan terpenting yang telah mereka capai selama kemajuan pesat di seluruh negeri ketika pasukan Amerika Serikat ditarik keluar. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...