Wawancara Eksklusif Ex Bendahara ISIS: Uang Mereka Tiada Habisnya
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Mantan pemimpin senior kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau lebih dikenal dengan sebutan ISIS, memberikan keterangan rinci dalam sebuah wawancara televisi dengan BBC, tentang bagaimana kelompok jihadis itu memeras warga yang tinggal di wilayah yang mereka kendalikan, untuk mengumpulkan kekayaan sehingga kelompok ini dikenal sebagai kelompok teroris terkaya sepanjang sejarah. Ia menaksir, pendapatan ISIS bisa mencapai US$ 2 miliar setiap minggu dari pajak dan penjualan minyak.
Abu Hajjar, orang yang secara de facto menjadi bendahara ISIS sampai ia tertangkap pada tahun 2014, membeberkan hal itu ketika berbicara kepada BBC untuk acara tayangan dokumenter berjudul This World: World's Richest Terror Army. Tayangan ini disiarkan pada Rabu (22/4) malam waktu setempat.
Hajjar, yang bergabung dengan ISIS pada tahun 2010, saat pemerintah Irak memburunya dengan tuduhan memiliki keterkaitan dengan Al Qaeda. Di ISIS ia mengurusi keuangan.
Hajjar saat ini tengah menunggu persidangan kasusnya di Irak. Ia mengatakan dirinya bersedia berbicara dengan BBC karena penyidik di Irak telah memastikan keluarganya akan dilindungi. "Saya mengatakan kepada mereka, jika mereka membebaskan keluarga saya, maka saya akan bicara," kata dia. "Mereka melakukannya, jadi saya berbicara," kata dia.
Pajak untuk Apa Saja
Ini adalah wawancara pertama kali yang pernah dilakukan oleh seorang pemimpin senior ISIS. Dalam wawancara tersebut, ia menjelaskan bahwa militan ISIS memperoleh pendapatannya dari mengenakan 'pajak' kepada siapa pun yang tinggal di kekhalifahannya.
"Mereka mendapatkan (uang) dari pengenaan pajak," katanya. "Mereka pajaki bisnis, perusahaan listrik, apotek, pompa bensin, perusahaan minyak. Mereka mengenakan pajak pada hampir semua sektor," tutur dia, sebagaimana dikutip oleh The Independent.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan oleh ISIS pada orang yang menolak membayar pajak, dia menjawab: ". Mereka mengancam, mereka mengancam akan membunuh dengan granat."
Hajjar menambahkan, dalam membayar gaji para pejuang ISIS, ia membawa jutaan dolar dalam bentuk tunai. Hajjar memperkirakan umur ISIS akan panjang karena sumber keuangannya kuat. "Selama ada minyak, bisnis, konstruksi, mereka tidak akan kehabisan uang."
Secara khusus Hajjar menyoroti kesenjangan antara upah yang dibayarkan kepada 50.000 pejuang inti di kelompok itu dibandingkan dengan pejuang asing. "Seorang pejuang berkebangsaan Irak akan dibayar US$ 65 per bulan. Jika ia menikah, ditambah sebesar US$ 43. Dan untuk setiap tambahan anak, diberi US$ 22."
Sedangkan pejuang asing tidak memperoleh gaji. Mereka hanya diberi makan dan perumahan.
Pemerintah Daerah Kurdi di Irak mengklaim hal yang tidak biasa. Menurut mereka, uang ISIS terutama berasal dari Pemerintah Irak sendiri. Mereka terus membayar gaji ribuan PNS yang terjebak di bawah kekhalifahan ISIS dan ISIS memotong gaji mereka untuk membiyai kegiatan kelompok tersebut.
Ashti Hawrami, Menteri Sumber Daya Alam di Pemerintah Daerah Kurdi, Irak, mengatakan gaji PNS di sana dibayar dalam bentuk tunai -- yang berarti ISIS kemungkinan mengambil potongan atas uang tunai itu. Akibatnya dapat dikatakan sebagian sumber uang ISIS justru dari pemerintah Irak sendiri.
"Ini sulit dipercaya" katanya. "Uang ini masuk ke tangan musuh-musuh yang seharusnya Anda lawan."
Gubernur Mosul, Atheel al-Nujaifi, menegaskan bahwa uang telah dibayarkan kepada pegawai negeri sipil di kota, tetapi mengatakan kepada BBC: "Uang tersebut ditransfer melalui kantor penukaran uang lokal ... itu bukan uang tunai". Dia mengatakan pembayaran dihentikan pada bulan Januari tahun ini "karena ISIS mengambil sebagian uang itu sebagai pajak".
Selama Minyak Ada, Uang Mereka Ada
Sebuah sumber Suriah yang terlibat dalam penyelundupan minyak untuk ISIS menjelaskan bagaimana minyak menjadi salah satu sumber keuangan terbesar ISIS.
"ISIS mengontrol sumur minyak di wilayah kami Deir Ezzor, yang kaya akan minyak," katanya. "Keluarga saya, teman-teman dan anggota suku saya membeli minyak dari ISIS dan menyelundupkannya ke kilang dan kemudian ke pasar umum." Kementerian Keuangan AS memperkirakan ISIS memperoleh penerimaan pendapatan US$ 2 miliar setiap minggu.
Film dokumenter ini mengungkapkan bahwa militan ISIS telah mengembangkan cara untuk memompa ratusan meter minyak melintasi perbatasan dengan mengambangkannya di dalam drum melalui sungai ke daerah yang tidak dikuasai oleh ISIS.
Sebuah sumber mengklaim bahwa pemerintah Suriah membeli minyak murah dari ISIS kendati rezim itu berperang dengan ISIS.
"Ada kerjasama antara ISIS dan rezim Suriah," katanya. "Mereka mengangkut gas dari ladang Conoco untuk pembangkit listrik di Jandar dengan imbalan aliran listrik ke Deir Ezzor. Ini adalah pertukaran. Satu memberikan gas, yang lain memberikan listrik."
Dr Faisal Mekdad, Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, mengatakan tuduhan itu "sungguh-sungguh tidak benar" dan membantah bahwa rezim mereka membeli minyak atau gas dari ISIS: "Kami tidak membeli maupun menjual ISIS dari dan kepada ISIS. Kami tidak membiayai musuh kami. Ini tidak masuk akal. Kami melawan ISIS melalui perang."
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...