WCC ke Kaum Muda: “Apakah Ini Dunia yang Kami Wariskan kepada Anda?”
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Sedunia (World Council of Churches/WCC) Prof Dr Isabel Apawo Phiri menyapa orang-orang muda yang berkumpul di Jenewa, Swiss, bertepatan dengan peringatan Hari Pemuda Internasional, pada tanggal 12 Agustus 2019.
Hari Pemuda Internasional saat ini, menurut Phiri dalam refleksinya, berlangsung pada masa meningkatnya ketegangan internasional, tenggat waktu iklim yang mendesak, meningkatnya kesenjangan pendapatan antara si kaya dan si miskin, dan tebusan mahal dalam jalinan sosial masyarakat kita.
“Lebih jauh dari itu, tidak ada masalah yang menghinggapi lebih dari 1 miliar orang muda di dunia ini, yaitu mereka yang berusia antara 15 dan 24 tahun,” katanya.
“Faktanya, tantangan terbesar dunia — apakah itu kesehatan dan kesehatan reproduksi, HIV dan AIDS, minimnya akses ke pendidikan dan pekerjaan, konflik rasial dan etnis, migrasi dan perdagangan manusia serta perbudakan - semua masalah besar dunia ini adalah juga masalah-masalah paling tajam yang dihadapi pemuda.”
Menghadapi berbagai kenyataan tersebut Phiri berefleksi, “Apakah ini dunia yang kami wariskan kepada Anda? Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapinya, dan apa yang bisa Anda harapkan?“
Orang-orang muda dapat membingkai ulang, memikirkan kembali, membayangkan kembali, untuk mencari jalan keluar situasi yang mengarah ke keputusasaan itu, kata Phiri.
“Saya mengutip karakteristik luar biasa dari generasi Anda yang lahir sekitar pergantian milenium,” katanya, “Generasi yang tampaknya menghargai ‘kerja sama dalam persaingan, mengedepankan inklusi alih-alih pengucilan, keterlibatan masyarakat alih-alih kepasifan individu, dan membuat kontribusi alih-alih sempit ambisi dalam membuat karier’.”
Kekuatan remaja masa kini memiliki potensi besar untuk kebaikan, Phiri berefleksi, dan begitu pula kekuatan cinta yang transformatif.
“Saya melihatnya dalam persekutuan kita sendiri: Ini memicu pembaruan berkelanjutan gereja-gereja Kristen yang merupakan gerakan oikumenis,” katanya, “Kami menyaksikannya dalam pribadi dan pesan serta kasih Yesus.”
Cinta adalah akar dan katalisator perubahan sosial, Phiri menyimpulkan. ”Saya percaya bahwa generasi Anda memiliki keberanian dan hati untuk merangkul dan melakukan ujian pamungkas itu, ujian cinta,” katanya. (oikoumene.org)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...