WHO: COVID-19 Tidak Seperti Influenza Yang Mengikuti Tren Musiman
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan terhadap ketidakpuasan tentang penularan virus corona baru di musim panas belahan bumi utara. Pada hari Selasa (28/7) WHO mengatakan bahwa virus ini tidak berperilaku seperti influenza yang cenderung mengikuti tren musiman.
“Orang-orang masih memikirkan musim. Apa yang kita semua perlu perhatikan adalah hal ini adalah virus baru dan... ini berperilaku berbeda,” kata Margaret Harris mengatakan pada pengarahan virtual di Jenewa.
Dia mendesak kewaspadaan dalam menerapkan langkah-langkah untuk memperlambat penularan yang menyebar melalui pertemuan massal.
Dia juga memperingatkan agar tidak memikirkan gelombang virus, dengan mengatakan: "Ini akan menjadi satu gelombang besar. Ini akan naik dan turun sedikit. Yang terbaik adalah meratakannya dan mengubahnya menjadi sesuatu yang di bawah kaki Anda.”
WHO mengatakan bahwa penularan virus corona secara global terus menjadi makin cepat, terutama di benua Amerika, Afrika dan di Asia terutama di India. Data hari Senin (27/7) menunjukkan bahwa jumlah orang yang terinfeksi mencapai lebih dari 16 juta di seluruh dunia.
Dua Kali Lipat dalam Enam Pekan
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (27/7), mengatakan akan kembali menggelar pertemuan Komite Darurat pada Kamis (30/7) guna mengevaluasi pandemi COVID-19, saat kasus global meningkat dua kali lipat selama enam pekan terakhir.
Dia mengatakan bahwa hari Kamis (30/7) menandai enam bulan sejak 30 Januari ketika WHO menyatakan wabah virus corona sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saat konferensi pers virtual, Tedros menyebutkan hampir 16 juta kasus di seluruh dunia dilaporkan kepada WHO, dengan lebih dari 640.000 kematian.
"Ini keenam kalinya darurat kesehatan global diumumkan di bawah Regulasi Kesehatan Internasional, tetapi dengan mudah menjadi yang terparah," katanya. Ia menambahkan bahwa pandemi terus menyebar dengan cepat.
Dalam enam pekan terakhir, total kasus COVID-19 global naik sekitar dua kali lipat, kata Tedros. Ia mengatakan bahwa meski dunia telah berubah, langkah-langkah mendasar yang diperlukan untuk menekan transmisi sekaligus menyelamatkan nyawa belum berubah, yaitu dalam menemukan, mengisolasi, melakukan tes dan merawat kasus, serta melacak dan mengarantina kontak mereka.
"Negara dan komunitas yang telah mengikuti imbauan ini secara hati-hati dan konsisten telah melakukannya dengan baik, dalam mencegah wabah berskala besar, seperti Kamboja, Selandia Baru, Rwanda, Thailand, Vietnam dan pulau-pulau di Pasifik dan Karibia, ataupun dalam mengendalikan wabah, seperti Kanada, China, Jerman dan Korea Selatan," katanya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...