WHO Dukung Petani Beralih dari Tanaman Tembakau ke Tanaman Pangan
3,2 juta hektare lahan didunia digunakan menanam tembakau, sementara 349 juta orang menghadapi kerawanan pangan akut.
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah bekerja sama dengan badan-badan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) lainnya untuk mendukung petani yang ingin beralih dari menanam tembakau menjadi menanam tanaman pangan.
Percontohan skema tersebut dilakukan di Kenya telah terbukti berhasil dan sekarang PBB ingin mengekspornya ke negara dan benua lain. “Rekor 349 juta orang menghadapi kerawanan pangan akut dan itu naik dari 135 juta pada 2019,” kata Ruediger Krech, direktur promosi kesehatan WHO, mengatakan kepada wartawan di Jenewa, pekan lalu.
“Kemudian kami mencatat 124 negara yang menanam tembakau sebagai tanaman komersial, mencakup sekitar 3,2 juta hektare lahan. Sekitar 200.000 hektare lahan dibuka setiap tahun untuk penanaman tanaman tembakau.”
Di luar pengaruhnya terhadap kesehatan perokok dan petani, penanaman tembakau menimbulkan masalah bagi ketahanan pangan, menurut WHO.
Badan kesehatan PBB prihatin bahwa perusahaan tembakau mendapatkan pijakan yang meningkat di Afrika, dengan peningkatan hampir 20 persen di perkebunan tembakau di seluruh benua sejak tahun 2005.
Mitos Tembakau Penting bagi Pertumbuhan Ekonomi
“Sering dikatakan bahwa pertanian tembakau akan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Ini adalah mitos yang harus segera kita hilangkan,” kata Krech. Dia mengatakan itu hanya menyumbang lebih dari satu persen dari produk domestik bruto di lima negara: Malawi, Mozambik, Zimbabwe, Tanzania, dan Makedonia Utara.
“Jadi keuntungannya masuk ke perusahaan tembakau global.” WHO menuduh industri tembakau menjebak petani dalam “siklus ketergantungan”, memberi mereka sedikit kendali atas harga dan kualitas produk.
“Mereka terjebak. Mereka harus membayar hutang sebelum mereka dapat menghentikan pekerjaan untuk tembakau besar,” kata Krech.
Tiga badan PBB: WHO, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan Program Pangan Dunia (WFP) telah menyiapkan program kredit untuk membantu petani melunasi utang industri tembakau dan mengganti hasil panen mereka.
Skema tersebut diluncurkan di daerah Migori di barat daya Kenya, di mana 2.040 petani telah dibantu pada tahun pertama. “Kami sangat terkejut melihat begitu banyak minat,” kata Krech. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...