WHO: Dunia Tidak Siap Menghadapi Pandemi Lain
RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Dunia masih belum siap untuk mengatasi pandemi lainnya, kata kepala badan kesehatan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) pada pertemuan puncak di Riyadh pada hari Minggu (28/4). Namun, peningkatan kapasitas berdasarkan pembelajaran sedang dilakukan dalam skala global.
Berbicara pada panel Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Arab Saudi, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Ghebreyesus, mengatakan: “Kita belum siap, dan kita masih rentan terhadap masalah yang sama,” katanya mengacu pada pandemi COVID-19 tahun 2020 yang membuat dunia terhenti.
Perjanjian yang akan membantu membangun struktur pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi telah dilaksanakan sejak tahun 2021.
Ketua WHO mengatakan dia berharap kesepakatan itu akan tercapai bulan depan, setelah melalui beberapa putaran perundingan. “(Ini) akan membantu kita mempersiapkan diri dengan lebih baik dan mencegah hal yang sama seperti COVID terjadi,” katanya.
Di tingkat global, Ghebreyesus mengatakan ada peningkatan kolaborasi antar pemerintah—pengawasan melalui intelijen kolaboratif, mekanisme untuk berbagi patogen untuk penelitian, membantu negara-negara dengan kemampuan untuk beralih ke produksi barang-barang medis, dan pembentukan dana pandemi yang dijalankan oleh Bank Dunia.
“Kuncinya adalah memiliki perjanjian pandemi yang mengikat dan akan dihormati oleh negara-negara anggota. Jadi, jika terjadi sesuatu, hal terbaik adalah mencegahnya,” kata ketua WHO tersebut, seraya menambahkan: “Itulah sebabnya kami membangun kapasitas.”
Pemberantasan Polio
Dalam catatan terpisah, pejabat PBB tersebut menambahkan bahwa pemberantasan penyakit polio berada pada “putaran terakhir”.
“Kami berada di lap terakhir. Tentu saja mil terakhir adalah yang tersulit, namun saat itulah kami harus benar-benar mengerahkan seluruh tenaga untuk melewati garis finis,” tambahnya.
Setelah keynote tersebut, Arab Saudi dan Bill & Melinda Gates Foundation mengumumkan bahwa mereka telah bekerja sama untuk memberantas penyakit menular ini dengan melindungi 370 juta anak setiap tahunnya dan mengentaskan jutaan anak lainnya dari kemiskinan di 33 negara anggota Bank Pembangunan Islam (IsDB).
Polio, penyakit yang terutama menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun, dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.
Penasihat Pengadilan Kerajaan dan Pengawas Jenderal Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSrelief), Dr Abdullah al-Rabeeah, dan menteri kesehatan Arab Saudi, Fahad bin Abdurrahman al-Jalajel, mengumumkan dana melebihi US$620 juta di Riyadh pertemuan yang dihadiri Direktur Jenderal WHO dan Bill Gates.
Sejak Afrika bebas polio liar pada tahun 2020, Pakistan dan Afghanistan tetap menjadi dua negara endemis yang tersisa. Dengan bantuan dari negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, jumlah kasus telah berkurang dari lebih dari 300 kasus pada tahun 2014 menjadi hanya 12 kasus pada tahun 2023. Namun, Malawi, Mozambik, dan Sudan telah melaporkan kasus impor sejak tahun lalu.
Ghebreyesus juga mencatat bahwa dunia sudah keluar jalur dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, yang merupakan seruan universal untuk bertindak guna mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini, dan menjamin perdamaian dan stabilitas pada tahun 2030. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...