WHO: Jumlah Kasus COVID-19 di China Terus Menurun
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa jumlah kasus virus corona atau COVID-19 di Tiongkok terus menurun.
Laporan terakhir tercatat kematian di seluruh dunia telah mencapai 3.130 yang tersebar di 77 negara. Di China korban meninggal sebanyak 2.945 jiwa.
Pada Senin (2/3) China melaporkan 206 kasus COVID-19 ke WHO, terendah sejak 22 Januari. Hanya 8 kasus yang dilaporkan di luar provinsi Hubei pada Senin itu. Sedangkan di luar China, total 8.739 kasus COVID-19 telah dilaporkan ke WHO dari 61 negara, dengan 127 kematian.
Ghebreyesus menjelaskan dalam 24 jam terakhir, ada hampir 9 kali lebih banyak kasus yang dilaporkan di luar negara China daripada di dalam China.
"Epidemi di Republik Korea, Italia, Iran, dan Jepang adalah keprihatinan terbesar kami," kata Ghebreyesus dalam pidato pembukaan briefing media terkait COVID di Jenewa, Senin (2/3).
Dia juga menyatakan bahwa tim WHO sudah tiba di Iran senin (2/3) sore dalam rangka membantu mengirim pasokan dan mendukung pemerintah dalam menangani wabah.
"Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih kepada Pangeran Mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan dari Uni Emirat Arab atas dukungannya dalam mewujudkan misi ini,' kata dia.
"Seorang anggota staf WHO di kantor negara Iran sekarang dinyatakan positif COVID-19. Ia menderita penyakit ringan," tambah dia.
Korea Selatan sekarang telah melaporkan lebih dari 4.200 kasus dan 22 kematian, yang berarti memiliki lebih dari setengah dari semua kasus di luar Tiongkok. Namun, kasus-kasus di Korsel tampaknya sebagian besar berasal dari kasus-kasus yang dicurigai dari lima kelompok yang diketahui, bukan dari masyarakat.
"Itu penting karena ini menunjukkan bahwa langkah-langkah pengawasan berfungsi dan epidemi Korea masih dapat ditanggulangi," kata Ghebreyesus.
Dia menjelaskan bahwa mengetahui dan memahami epidemi adalah langkah pertama untuk mengalahkan COVID-19.
Sebelumnya dia mengatakan bahwa sekitar 80 persen pasien yang terpapar COVID-19 ringan dan sembuh. Sekitar 20 persen pasien lainnya sakit parah atau kritis, mulai dari sesak napas hingga syok septik dan kegagalan multi-organ.
Dalam 2 persen dari kasus yang dilaporkan, virus ini berakibat fatal, dan risiko kematian meningkat semakin tua seorang pasien, dan dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.
"Kami melihat sedikit kasus di antara anak-anak. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami alasannya," kata dia dua pekan lalu. (who.int)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...