WHO: Jumlah Kasus Ebola Jauh Lebih Besar dari Laporan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menyatakan jumlah pasien ebola di Afrika Barat yang dilaporkan jauh di bawah jumlah sesungguhnya, dan kemungkinan dua kali lipat dari angka resmi yang disampaikan.
Asisten Dirjen WHO Bruce Aylward Selasa (14/10) mengatakan, jumlah aktual penderita mungkin 1,5 kali lebih tinggi daripada yang dilaporkan di Guinea, dua kali lebih tinggi di Sierra Leone, dan 2,5 kali lebih tinggi di Liberia.
Aylward, sewaktu berbicara kepada wartawan hari Selasa (14/10) di Jenewa, mengatakan, jumlah korban tewas resmi akibat virus ebola telah meningkat menjadi 4.447, hampir semuanya di Afrika Barat, sementara jumlah pasien yang dilaporkan mencapai 8.900 orang.
Sebelumnya hari Selasa (`14/10), seorang petugas kesehatan PBB yang tertular ebola sewaktu bekerja di Liberia telah meninggal di sebuah rumah sakit di Jerman. Rumah sakit St. Georg di Leipzig menyatakan pasien berusia 56 tahun itu meninggal semalam meskipun telah mendapat perawatan medis yang intensif.
Misi PBB di Liberia pekan lalu mengumumkan, seorang stafnya positif terjangkit ebola pada 6 Oktober, dan menyatakan tak seorang pun dari 41 orang yang mungkin bersentuhan dengan staf tersebut yang menunjukkan gejala-gejala terjangkit ebola.
Sumbangan Zuckerberg akan digunakan oleh Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan.
Sementara itu, pendiri jejaring sosial Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan ia menyumbangkan dana US$25 juta (Rp 306 miliar) untuk membantu mengatasi ebola.
Sumbangan diberikan secara pribadi atas namanya dan, istrinya Priscilla Chan.
"Kita perlu mengendalikan ebola dalam jangka pendek sehingga tidak menyebar lebih lanjut dan menjadi krisis kesehatan global jangka panjang yang memerlukan puluhan tahun untuk penanganan skala besar, seperti HIV atau polio," kata Mark Zuckerberg, seperti dilaporkan kantor berita Reuters, Selasa (14/10).
Dana hibah itu, lanjutnya, akan digunakan oleh Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan, sebuah badan resmi Amerika Serikat, dalam upaya mengatasi ebola di Guinea, Liberia dan Sierra Leone, serta di tempat-tempat lain yang terancam virus mematikan itu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry memuji langkah pendiri Facebook itu.
Zuckerberg bukan sosok pertama dari kalangan teknologi informasi yang menyumbangkan dana bagi pencegahan ebola.
Bulan lalu, salah satu pendiri Microsoft Paul Allen memberikan hibah US$ 9 juta. (Rp 109 miliar).
Sejauh ini lebih dari 4.400 orang meninggal karena wabah itu, terutama di Afrika Barat. Namun menurut PBB, penyakit menyebar tidak hanya di kota-kota besar di tiga negara Afrika, tetapi telah meluas ke perbatasan dengan Pantai Gading. (voaindonesia/bbc.co.uk)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...